Yonan, Mahasiswa UIN Bandung yang Jadi Takmir Masjid dengan Beragam Prestasi
Selasa, 20 Juli 2021 | 07:00 WIB
Yonan (memegang mikropone) pada sebuah kegiatan Masjid Nurul Asri, Cibiru Wetan, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung. (Foto: dok istimewa)
Bandung, NU Online
Namanya Yonan. Ia adalah mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Jawa Barat yang mengabdikan dirinya sebaga takmir Masjid Nurul Asri, Cibiru Wetan, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung.
"Tidak ada paksaan dari luar ketika saya memilih untuk menjadi pengurus masjid," ungkap Yonan saat dihubungi NU Online, Ahad (18/7/2021).
Alasan yang paling mendasar, menurutnya, berawal dari kekhawatiran dirinya sebagai mahasiswa yang harus mampu mengamalkan Tri Dharma Perguruan Tinggi. "Maka dari itu apa yang sudah didapatkan selama di bangku perkuliahan langsung saya implementasikan dengan masyarakat," jelasnya.
Perjalanannya menjadi takmir masjid ternyata tidaklah selalu mulus. Terlebih ketika pada awal-awal menjadi pengurus masjid ia harus dibenturkan dengan aktivitas perkuliah dan organisasi ekstra kampus yang begitu padat bahkan sempat dilema untuk berhenti mengabdi di masjid.
"Kegiatan sehari-hari saya bisa dikatakan cukup padat. Mulai dari kuliah, sore hari privat, malamnya mengajar madrasah diniyah dan harus siap sedia menggantikan imam yang tidak hadir. Itu semua saya jalani sudah hampir tiga tahun lamanya," tutur mahasiswa alumnus Pesantren Nurul Huda Cibojong, Kecamatan Cisurupan, Kabupaten Garut itu. Pesantren tersebut adalah asuhan Kiai Nuh Ad-Dawami, Rais Syuriyah PWNU Jabar.
Menjadi penggerak keagamaan di lingkungan perkotaan, diakui Yonan tidaklah mudah. Menurutnya, anak-anak dan remaja di perkotaan banyak terpengaruh media sosial. "Mereka kehilangan sosok panutan karena yang dilihat setiap harinya adalah orang-orang yang tidak patut ditiru," tambah mahasiswa yang baru saja menuntaskan sidang skripsinya bulan Juni 2021 lalu.
Akan tetapi, progres yang cukup signifikan turut ia rasakan selama berada di lingkungan Masjid Nurul Asri tersebut. "Kini anak-anak di sekitar kompleks sudah mulai mengetahui kitab kuning karangan ulama-ulama salaf seperti kitab Safinatu Najah. Hal ini merupakan prestasi yang saya kira luar biasa, karena mereka sebelumnya benar-benar tidak pernah bersentuhan dengan pengajian kitab turats," tutur Yonan.
Di samping kesibukannya tersebut ia tidak pernah mengesampingkan kegiatan akademisnya. Hasilnya, sejumlah prestasi telah ia raih. "Alhamdulillah meskipun kegiatan cukup padat tapi pendidikan tetap menjadi prioritas bagaimanapun keadaannya," ungkapnya.
Prestasi yang pernah ia raih di antaranya juara 2 Lomba Menulis Esai Berbahasa Arab tingkat Nasional di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta; juara 3 Lomba Menulis Artikel ilmiah PBA UIN Antasari Banjarmasin; masuk kategori runner up Lomba Menulis Esai Bahasa Arab tingkat Nasional di Univeristas Negeri Malang. Prestasi lainnya The Best Debater Gomlay Cup 2017 Prodi Pendidikan Bahasa Arab, Duta Bahasa UIN Sunan Gunung Djati Bandung 2019-2020. Selain itu, Yonan juga peraih Beasiswa Jabar Future Leader Kategori Seni Budaya 2019.
Dengan sejumlah prestasinya tersebut ia berpesan kepada para mahasiswa yang memiliki gelar sebagai agent of change (agen perubahan) agar mengamalkan ilmunya kepada masyarakat. "Menjadi akademisi itu baik, berorganisasi juga merupakan pengalaman yang luar biasa. Akan tetapi cobalah terjun langsung dengan masyarakat karena ilmu tanpa amal itu nihil," pungkasnya.
Kontributor: A. Rachmi Fauziah
Editor: Kendi Setiawan