Nasional

Gus Rozin: Santri Harus Kejar Ketertinggalan Teknologi

Senin, 12 Juli 2021 | 05:30 WIB

Gus Rozin: Santri Harus Kejar Ketertinggalan Teknologi

Ketua RMI PBNU, KH Abdul Ghaffar Rozin. (Foto: NU Online)

Jakarta, NU Online
Melihat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin maju dan berkembang, sangatlah penting membekali santri dalam menghadapi era industri 4.0. Hal ini mengingat pesantren masih fokus di bidang pendidikan agama.

 

Demikian dikatakan Ketua Pengurus Pusat (PP) Rabithah Ma'ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMINU) KH Abdul Ghaffar Rozin dalam webinar dan sosialisasi Kick off Kompetisi Santri 4.0 yang diselenggarakan secara virtual, Ahad (11/7).


"Santri harus mengejar ketertinggalan, kita start belakangan, maka butuh effort dan upaya yang lebih serius," kata Gus Rozin dalam webinar yang bertajuk Dari Santri 4.0 untuk Pesantren dan Umat Islam.

 

Menurutnya, ketika berbicara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), industri digital juga tak kalah penting. Oleh karenanya RMI NU menggandeng Amazon Web Services (AWS) dengan program laptop for builder untuk mengejar ketertinggalan itu.

 

"Santri harus melek teknologi, tidak hanya menjadi penonton, tetapi juga memiliki kemampuan dalam mengembangkan dan membangun sistem digital," paparnya.

 

Datangnya pandemi Covid-19 merubah kebiasaan baru yang berdampak pula pada sistem pembelajaran di mayoritas pesantren. Sistem pembelajaran, pengajian, hingga haul yang dilakukan secara dalam jaringan (daring), telah merubah kebiasaan lama pesantren yang sangat komunal.

 

"Digitalisasi di pesantren untuk saat ini merupakan tuntutan, maka yang harus membangun digital sistem di pesantren, baik jaringan maupun sistem data harus dari santri sendiri, bukan orang luar pesantren. Karena hal ini terkait dengan keamanan cyber," ujar Gus Rozin.

 

Maka dengan kerjasama tersebut Gus Rozin berharap, hal itu dapat menjadi jembatan guna memenuhi kebutuhan digital talent pesantren dalam mempersiapkan sektor digital, khususnya dalam pengembangan sistem di pesantren.

 
"Dengan adanya kerjasama tersebut, diharapkan dapat memberikan manfaat yang besar, berjangka panjang, dan berkelanjutan bagi pesantren. Karena itu, kita perlu serius mempersiapkan para santri memiliki kompetensi esensial yang diperlukan di masa mendatang," harapnya.

 

Selain itu juga, santri diharapkan mendapatkan bekal pembinaan akhlakul karimah dan ilmu-ilmu agama. Serta dapat memasuki bidang teknologi, hingga muncul jagoan-jagoan teknologi, digital, dan cloud dari kalangan santri.

 

Tidak Hanya Mengaji, Santri Juga Jago Teknologi

Manager program laptop for builder PP RMI NU Hatim Ghazali menilai kerjasama yang dilakukan dengan AWS merupakan kolaborasi yang ideal dan sesuai kebutuhan masing-masing pihak. RMI sebagai asosiasi pesantren yang memiliki keanggotaan sebanyak 28.000 pesantren sangat terbantu.

 

Dengan program tersebut AWS telah membantu RMI dalam mengafirmasikan pesantren untuk mendorong potensi dan skill yang dimiliki santri dalam bidang teknologi. Oleh karenanya, Hatim berharap ada banyak santri yang nanti mau berpartisipasi dalam kompetisi santri 4.0.

 

Sehingga, sambungnya, dengan inovasi dan proyek yang dibuat para santri tersebut, pesantren tidak lagi tertinggal dalam proses pembangunan.

 

Sementara itu, General Manager AWS Indonesia Gunawan Santoso mengatakan, program kerjasama tersebut akan menghasilkan talenta digital dari kalangan santri di masa depan. Keyakinan ini berdasarkan roadmap pelatihan yang cukup waktu dan sistematis oleh para ahli dari AWS.

 

Dengan fasilitas berupa laptop pembelajaran bagi santri peserta program laptop for builder dirasa sangat membantu dalam pengembangan kemampuan cloud computing dalam rangka percepatan peningkatan skill dan menambah talenta digital yang siap berkarya di dunia teknologi.

 

"Dengan besarnya potensi santri yang ada, kami harapkan akan muncul lebih banyak lagi jagoan teknologi, digital, dan cloud dari kalangan pesantren," ungkap Gunawan.

 

Dikatakannya, kerjasama strategis dengan RMI yang menaungi lebih dari 23.000 pondok pesantren memungkinkan kita dapat berkontribusi untuk menciptakan talenta di masa depan.

 

Menurutnya antusias para santri dalam program ini menjadi modal penting dalam proses pembelajaran. Kedisiplinan dan jiwa berkompetisi menjadi modal utama dalam program jangka panjang.

 

Oleh karenanya, RMI dan AWS berkomitmen akan terus mengawal dan mendampingi para peserta yang ingin berkembang untuk menemukan karya digital, khususnya bagi pesannya masing-masing. Pondok Pesantren juga diharapkan ikut andil dalam memberi peluang bagi santri yang ingin berkembang dalam dunia teknologi dan pengembangan sistem digital di pesantren.

 

Kontributor: Disisi Saidi Fatah
Editor: Aiz Luthfi