Di antara kebahagiaan seorang santri di pondok adalah saat orang tua mereka berkunjung ke pesantren untuk menjenguk yang diistilahkan dengan sambangan. Pada momen itulah para santri bisa melepas rindu dengan keluarga dan terlebih bisa mendapat kiriman dan oleh-oleh.
Kiriman oleh-oleh ini bisa dalam bentuk uang atau pun jajanan yang di pesantren terkenal dengan istilah “I-N”. Dan “I-N” inilah yang akan ‘diserbu’ para santri lainnya sesaat setelah seorang santri mendapat sambangan dari orang tuanya.
“Mana I-N nya, Kim? Orang tuamu kan baru saja sambangan?” tanya Soleh pada Hakim.
“Tadi siang kan sudah dimakan bareng-bareng di kamar. Kamu ke mana saja?” tanya balik Hakim.
“Kemarin aku di-dawuhi Pak Kiai nganter surat ke kelurahan. Terus itu yang di kantong plastik bawah lemari ketutup kain itu, I-N apa ya?” tanya Soleh membuat Hakim kaget.
“Oh… Itu I-N apes…” jawab Hakim.
“Kok Apes?” tanya Soleh penasaran.
“Iya, Apes. Sudah diumpetin di situ masih ketahuan juga,” jawab Hakim disambut Soleh memanggil teman-temannya untuk makan I-N ronde kedua. (Muhammad Faizin)