Lebanon Diserang Israel, Mahasiswa Indonesia dan Warga NU Tingkatkan Kewaspadaan
Selasa, 24 September 2024 | 20:45 WIB
Jakarta, NU Online
Sejumlah mahasiswa Indonesia di Lebanon terus meningkatkan kewaspadaan di tengah gempuran serangan Israel ke negara tempatnya belajar.
"Mahasiswa dan Nahdliyin terus berupaya meningkatkan kewaspadaan dan terus follow up imbauan KBRI Beirut," kata Wakil Ketua Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Lebanon Muhammad Alhafidz Lutfhi, pada Selasa (24/9/2024).
Menurutnya, Beirut sebenarnya sudah berada pada tahap siaga 3. Meskipun demikian, tempat tinggal mahasiswa Indonesia di Beirut masih relatif aman karena cukup jauh dari zona merah di Lebanon bagian selatan, sekitar 73 km.
"Pemukiman mahasiswa Indonesia di Beirut relatif aman, kampus-kampus berada di zona yang jauh dari camp-camp perlawanan atau zona merah," katanya.
Walaupun masih terbilang aman, tetapi eskalasi yang meningkat itu membuat mahasiswa Indonesia dilema. Sebab, mereka bingung di tengah persimpangan untuk meneruskan studi dalam ancaman perang, atau pulang ke tanah air dan mengubur mimpi akademik.
Kementerian Luar Negeri melalui KBRI mengimbau dan meminta WNI untuk meninggalkan Lebanon. Namun, keputusan untuk mengambil tindakan evakuasi adalah hak absolut warga negara.
Ia menuturkan, WNI di Lebanon bagian selatan sudah dievakuasi semua dan dipulangkan ke Indonesia. Sebab, memang di sana merupakan zona merah yang harus dihindari.
"Dari awal, KBRI sudah membuka pintu evakuasi bagi WNI yang terdampak perang di daerah selatan Lebanon maupun di Beirut dengan memulangkan secara berkala/per-gelombang," katanya.
Sementara itu, mayoritas mahasiswa dan Nahdliyin lebih memilih untuk melanjutkan studinya dan aktivitas seperti biasa. Sebab, mereka menganggap kondisi mereka saat ini tidak bahaya dan jauh dari eskalasi yang terjadi saat ini.
"Pintu evakuasi sudah terbuka untuk WNI di Lebanon, hanya saja mahasiswa lebih memilih untuk mengakhirkan pilihan tersebut dan menunggu keadaan," katanya.
"Bahasanya ‘kondisional’. Jika kondisi semakin genting dan eskalasi sudah sampai ke seluruh Lebanon, kemungkinan besar mahasiswa atau Nahdliyin akan angkat kaki dari Lebanon," lanjut warga NU asal Aceh itu.
Baca Juga
Israel Tanam Alat Mata-Mata di Lebanon
Sebagaimana diketahui, militer Israel mengirim 650 serangan terhadap target 1.300 Hizbullah di seluruh penjuru Lebanon dalam 24 jam terakhir pada Senin (23/9/2024). Hal ini sebagaimana dilansir Al Jazeera.
Kementerian Kesehatan Lebanon merilis, serangan tersebut telah mengakibatkan 492 orang meninggal dunia dan 1.645 lainnya luka-luka.
"Serangan Israel telah menyebabkan kekacauan yang meluas di seluruh negeri dan telah memaksa banyak orang mengungsi dari wilayah selatan dan timur Lebanon karena kekhawatiran atas perang skala penuh antara Israel dan Hizbullah terus meningkat," demikian Al Jazeera melaporkan.