Internasional

Nigin, Mahasiswi Afganistan, Belajar Islam Indonesia Sampai Tradisi Jawa

Sabtu, 5 Maret 2016 | 06:02 WIB

Jakarta, NU Online
“Saya sangat tertarik sekali dengan Islam Indonesia yang moderat,” kata Nigin mengawali obrolan di ruang Redaksi NU Online, Jumat (26/2).

Nigin adalah mahasiswa Hubungan Internasional di Universitas Wahid Hasyim (Unwahas) Semarang. Ia mendapat beasiswa dari NU-Care LAZISNU, sebuah beasiswa yang dicanangkan untuk memberi kesempatan belajar di perguruan tinggi Indonesia bagi perempuan-perempuan Afganistan. 

Ia mengambil jurusan Hubungan Internasional karena jurusan tersebut sangat menarik dan ia bisa bertemu dengan duta besar dari negara-negara yang berbeda. Ia menganggap bahwa jurusan ini bisa membuat dia terus mengembangkan potensi yang ada pada dirinya. Ia juga menilai bahwa dosen-dosen yang mengajarnya juga luar biasa hebatnya. 

Ia adalah orang yang sangat supel dan mudah bergaul dengan orang lain. Maka ia menilai bahwa jurusan yang diambilnya tersebut sangatlah tepat karena dia belajar banyak hal terkait dengan bagaimana berdiplomasi dengan orang lain, bagaimana melakukan lobby dengan orang lain, dan bagaimana mengenal orang-orang baru. Ia ingin menjadi seorang duta besar untuk negaranya, Afganistan. Setelah menyelesaikan strata satu, ia berencana untuk melanjutkan ke jenjang master dan doktoral. Di Indonesia ia hanya fokus untuk belajar dan belajar agar cita-citanya menjadi duta besar bisa terwujud. 

Menurut perempuan berambut pirang tersebut, Indonesia sangat terkenal di negaranya, Afganistan. Ia mengetahui banyak hal tentang Indonesia. Namun selama tinggal di Indonesia, ia mengaku banyak menemukan hal-hal baru yang sangat menarik dan baru yang baru ia temukan saat ia berada di Indonesia. Ia menilai bahwa Indonesia adalah negeri yang sangat menarik dari segi budaya, makanan, bahasa, dan orang-orangnya.     

Salah satu pengalaman menariknya adalah saat salah satu temannya menikah. Nigin mengikuti prosesi pesta pernikahan temannya tersebut. Karena temannya yang menikah tersebut adalah orang Jawa, maka ia menggunakan hiasan dan busana kebaya khas Jawa. Ia ikut dalam acara prosesi pernikahan temannya tersebut. Baginya, itu adalah sesuatu yang sangat menarik dan sesuatu yang baru baginya.

Selama tinggal di Indonesia, ada satu hal yang membuat ia sangat tertarik dari Indonesia yakni Islam Indonesia yang moderat. Menurutnya, konsep Islam Indonesia sangatlah menarik karena Islam Indonesia itu toleran, ramah, dan menjaga tradisi lokal yang ada. 

Ia berpendapat bahwa bangsa Indonesia yang berbeda-beda tersebut bisa saling menghormati dan bersatu disebabkan oleh Islam Indonesia yang moderat. Orang-orangnya begitu ramah dan toleran meski beda agama. Ia sangat bersyukur bisa ada di Indonesia.  

Ia jatuh hati dengan konsep Islam Indonesia yang moderat tersebut. Ia berencana untuk mendalami Islam Indonesia dengan sebaik-baiknya, karena ia yakin bahwa hanya Islam yang moderat lah yang bisa menciptakan keharmonisan, kerukunan, dan toleransi di tengah masyarakat yang heterogen. Lebih lanjut, ia mengisahkan bahwa ia sangat betah tinggal di Indonesia karena orang-orangnya yang sangat baik dan ramah kepadanya.

Karena kebanyakan teman-temannya berasal dari Jawa, maka Nigin tahu sedikit banyak tentang bahasa Jawa. Dalam kesehariannya pun, banyak teman-temannya yang menggunakan bahasa Jawa untuk berkomunikasi dengannya. Ia sangat fasih saat mengucapkan “aku ora popo”, “monggo”, dan “matur suwun”. (Ahmad Muchlishon/Mukafi Niam)


Terkait