Jateng

Infrastruktur Pesantren Perlu Standar Teknis, RMINU Jateng Tekankan Keselamatan Santri

Ahad, 26 Oktober 2025 | 13:00 WIB

Infrastruktur Pesantren Perlu Standar Teknis, RMINU Jateng Tekankan Keselamatan Santri

KH Abu Choir saat berikan paparannya dalam Halaqah Interaktif Pengasuh Pesantren di Boyolali.

Boyolali, NU Online

Rabithah Ma’ahid Islamiyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah menekankan pentingnya penerapan standar teknis dalam pembangunan infrastruktur pesantren. Langkah ini dinilai perlu untuk menjamin keselamatan, kesehatan, dan kenyamanan para santri di lingkungan pesantren.


Dorongan tersebut mengemuka dalam kegiatan Halaqah Pengasuh Pesantren bertema Arsitektur, Desain, Tata Ruang, dan Infrastruktur Pesantren yang digelar di Pondok Pesantren Nurul Qur’an, Simo, Boyolali, pada Selasa (21/10/2025).


Halaqah ini diikuti para pengasuh pesantren se-Jawa Tengah dan menghadirkan dua narasumber utama, yakni KH Abu Choir dari RMINU PWNU Jawa Tengah dan Ashar Saputra dari Universitas Gadjah Mada (UGM).


Forum ini menjadi ruang berbagi pengalaman dan solusi atas berbagai persoalan infrastruktur pesantren, mulai dari izin mendirikan bangunan (IMB), status tanah wakaf, hingga keterbatasan tenaga teknis di lapangan.


Dalam paparannya, KH Abu Choir menegaskan bahwa sarana merupakan salah satu arkanul ma’had sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2019 tentang Pesantren, yakni asrama dan masjid.


Keduanya memiliki nilai filosofis mendalam yang tidak sekadar berupa bangunan fisik, tetapi juga simbol interaksi spiritual antara kiai dan santri.


“Asrama, rumah kiai, dan masjid merupakan tiga elemen utama yang harus mencerminkan makna pendidikan akhlak dan spiritualitas. Namun demikian, semuanya tetap harus dibangun dengan memperhatikan kaidah ilmu teknik agar menjamin keamanan dan kenyamanan santri,” jelasnya, sebagaimana dikutip NU Online Jateng


Ia menegaskan, pesantren perlu menjaga kemandirian dalam pembangunan sarana dan prasarana, namun tetap memperhatikan standar keselamatan serta kelayakan bangunan.


“Pesantren adalah lembaga mandiri yang punya nilai dan tradisi kuat. Namun kemandirian itu jangan sampai mengorbankan keselamatan santri,” tegasnya.


Baca selengkapnya di sini