Depresi adalah salah satu gangguan kejiwaan yang paling umum tetapi serius yang mempengaruhi jutaan orang di seluruh dunia. Gangguan jiwa ini bisa berasal dari stres yang dianggap semakin lazim selama beberapa dekade terakhir. Masyarakat masih banyak yang menyepelekan stres, padahal bila tidak ditangani, gejala lanjutan depresi bisa berkembang menjadi keinginan bunuh diri.
Gejala depresi bisa bervariasi dari ringan hingga berat. Mulai dari merasa sedih, kehilangan minat untuk berkegiatan yang biasa dilakukan sehari-hari, kehilangan kesenangan, gangguan tidur, gangguan nafsu makan dan keinginan seksual, gangguan pencernaan, masalah jantung, serta gangguan memori.
Agar stres tidak berkembang menjadi semakin parah, berbagai upaya terapi bisa dilakukan. Mulai dari berobat ke dokter hingga menjalani terapi dengan selain obat bisa meringankan depresi. Salah satu upaya yang mudah dilakukan adalah dengan memilih bahan alami berkhasiat antidepresi untuk dikonsumsi.
Mengapa bahan alami menjadi salah satu pilihan yang penting untuk mengatasi depresi? Bahan alami apa yang dapat digunakan untuk membantu meringankan depresi? Berbagai penelitian mutakhir telah dilakukan untuk menjawab pertanyaan ini.
Berobat ke dokter untuk mengatasi depresi bisa dilakukan sebagai salah satu ikhtiar. Dokter akan meresepkan obat antidepresan dan memberikan berbagai saran untuk mengatasi depresi. Namun, terkadang obat tidak memberikan efek yang optimal. Beberapa kegagalan pengobatan depresi dengan obat modern justru dapat menimbulkan efek lain yang tidak dikehendaki.
Oleh karena itu, sebelum gejala depresi berkembang semakin berat penting untuk mengatasinya. Selain dengan obat, ada nutrisi yang baik dikonsumsi untuk membantu meringankan gejala depresi. Secara khusus, banyak bahan kimia yang berasal dari alam telah diteliti sebagai antidepresan. Efeknya bisa langsung atau berfungsi sebagai bahan pembantu untuk meningkatkan hasil pengobatan depresi.
Salah satu bahan alami yang ada saat ini dengan kandungan antidepresan adalah kunyit atau curcuma longa. Zat kimia alami di dalam kunyit yang bermanfaat di antaranya kurkumin. Kurkumin terdapat dalam zat warna kuning yang ada di dalam kunyit. Sebenarnya, kurkumin tidak hanya terdapat di dalam kunyit, tetapi juga ada di rimpang lain yang berwarna kuning seperti temu giring maupun temulawak.
Dalam pengobatan tradisional, kurkumin tidak hanya digunakan secara luas untuk mengurangi rasa sakit, stres psikologis, serta hipokondriasis dan mania, tetapi juga digunakan sebagai komponen aktif yang efektif untuk mengurangi stres, depresi, dan penyakit mental lainnya. Pengobatan tradisional dari China menerapkan kunyit sebagai salah satu komponen penting ramuannya untuk mengurangi berbagai gejala depresi tersebut (Zang, Li, dan Zang, 2020, Curcumin in antidepressant treatments: an overview of potential mechanisms, pre-clinical/clinical trials and on going challenges, Basic&Clinical Pharmacology&Toxicology, Vol.127, No.4: halaman 243-253).
Selain pengobatan tradisional, bukti penelitian sains modern juga mengungkapkan manfaat kurkumin dari kunyit untuk depresi. Penelitian yang dilakukan oleh Sanmukhani dan timnya mengungkapkan bukti ilmiah bahwa kunyit sangat bermanfaat untuk mengatasi depresi pada pasien yang mengalami gejala berat.
Penelitian itu bertujuan untuk membandingkan kunyit dengan salah satu obat antidepresan yang bernama fluoxetine. Kedua bahan tersebut diujikan kepada pasien yang memiliki gangguan depresi berat. Kemanjuran dan keamanan kurkumin dengan fluoxetine pada pasien dengan gangguan depresi berat itu lalu dinilai oleh peneliti.
Sebanyak 60 pasien yang memenuhi kriteria penelitian diberikan bahan alami dari kunyit yang mengandung kurkumin (1000 mg) selama enam minggu pengobatan dibandingkan dengan yang diberikan obat fluoxetine (20 mg) secara tunggal atau kombinasinya.
Hasilnya, kurkumin dari kunyit dapat diterima dengan baik dan nyaman oleh semua pasien. Bahkan berdasarkan skala penilaian yang ditentukan oleh peneliti, hasil dari terapi kurkumin bahkan lebih baik dari obat yang dibandingkan.
Penelitian tersebut memberikan bukti klinis pertama bahwa kurkumin dapat digunakan sebagai cara yang efektif dan aman untuk pengobatan pada pasien dengan gejala depresi yang berat tanpa keinginan bunuh diri atau gangguan kejiwaan lainnya (Sanmukhani dkk, 2013, Efficacy of Curcumin in Major Depressive Disorder: a Randomized Controlled Trial, Phytotherapy Research, Wiley Online Library: halaman 579-585)
Di masyarakat Nusantara, kunyit sering digunakan sebagai lalapan maupun diramu menjadi jamu. Bila dimakan mentah sebagai lalapan, kulit dari kunyit ikut dikunyah dan ditelan. Oleh karena itu, kebersihan rimpang kunyit sebelum dikonsumsi harus diperhatikan. Apabila dibuat ramuan, kunyit dapat dihaluskan atau ditumbuk dan dicampur dengan madu.
Sebagai bahan campuran kunyit, madu memiliki keistimewaan. Rasanya yang manis dan agak asam membuat madu mampu menstabilkan kandungan kurkumin di dalam kunyit yang telah dihaluskan. Kurkumin ini stabil dalam suasana yang asam sehingga khasiatnya bisa lebih terjaga.
Bila tidak dijumpai madu, cara untuk menstabilkan kunyit bisa dilakukan dengan asam jawa. Masyarakat sudah mengenal ramuan kunyit asam yang ada di Indonesia. Dalam penggunaan tradisional, kunyit asam yang segar dan berair juga bermanfaat untuk menjaga kesehatan fisik maupun menyegarkan pikiran.
Meskipun bahan alami seperti kunyit dapat membantu meringankan gejala depresi, berbagai upaya lain perlu dilakukan untuk melengkapi ikhtiar kesehatan. Pola hidup sehat dan mengelola tekanan jiwa dengan aktivitas positif merupakan pilihan yang dapat ditempuh.
Bila mendapatkan kendala, tentu meminta bantuan kepada orang lain dan profesional kesehatan seperti dokter termasuk pilihan yang tepat. Wallahu a’lam bis shawab.
Ustadz Yuhansyah Nurfauzi, apoteker dan peneliti farmasi