Nasional

Pakar Epidemiologi Jelaskan Manfaat Vaksin Booster

Jumat, 29 Oktober 2021 | 18:30 WIB

Pakar Epidemiologi Jelaskan Manfaat Vaksin Booster

Ketua PBNU bidang kesehatan, Syahrizal Syarif. (Foto: NU Online/Suwitno)

Jakarta, NU Online
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Bidang Kesehatan dr Syahrizal Syarif menilai perlunya seseorang untuk menerima vaksin booster. Hal ini mengingat kekebalan tubuh tidak permanen sehingga berdampak pada penurunan jumlah antibodi yang ada pada tubuh.

 

“Kenapa booster ini kita lakukan? Karena, terdapat bukti bahwa baik itu kekebalan alamiah yang kita dapat setelah kita sakit ataupun kekebalan yang artifisial didapat dengan vaksinansi, kekebalan ini tidak permanen,” terangnya saat mengisi Webinar Hari Santri Satgas NU Covid-19, Rabu (27/10/2021).

 

Sehingga, sambungnya, bagi para mantan penderita Covid-19 juga dianjurkan untuk mendapatkan vaksinasi, tiga bulan pasca sembuh. “Lalu, mereka yang sudah dua kali vaksinasi nanti kalau 8 bulan sampai 1 tahun setelah dosis lengkap, dianjurkan untuk mendapat booster. Supaya nanti, satu kali suntikan booster dia merangsang antibodinya naik lagi,” tutur Pakar Epidemiologi itu.

 

Pada dasarnya, Syahrizal menuturkan, vaksin yang saat ini beredar dan digunakan oleh masyarakat dunia memiliki efektivitas yang cukup tinggi, yaitu di angka 60-90 persen.

 

“Jadi pada dasarnya semuanya efektif. Ada dua jenis vaksin yang dosis lengkapnya satu, tapi belum beredar dan digunakan di Indonesia karena belum datang. (Vaksin) Yang kita kenal saat ini seperti Sinovac, Pfizer, Moderna” ujarnya.

 

Booster, lanjutnya baru akan diterima setelah melakukan vaksinasi dengan dosis lengkap. Dosis lengkap masing-masing vaksin sendiri berbeda. “Dosis lengkap ini ada yang dosis lengkapnya dua, ada yang satu,” kata Pakar Epidemiologi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) tersebut.

 

Vaksin tersebut, kata Syahrizal, kemudian membentuk antibodi terhadap virus dan vaksinasi dapat menurunkan kemungkinan memiliki gejala ketika terinfeksi.

 

Oleh karena itu, Syahrizal mengimbau masyarakat untuk tidak menaruh paranoid lebih perihal vaksin. Karena ke depan, setelah diprioritaskan untuk tenaga kesehatan, booster ini kemungkinan ada setiap tahun bagi siapapun guna meningkatkan antibodi.

 

“Kalau kita ingin, nanti setiap tahun akan ada booster. Bagi mereka yang mau. Jadi nggak perlu terlalu paranoid terhadap situasi vaksin di masa mendatang,” pungkasnya.

 

Kontributor: Nuriel Shiami Indiraphasa
Editor: Aiz Luthfi