Saat Sahur, Sebaiknya Minum Teh atau Susu? Ini Penjelasan Ahli Gizi
Senin, 25 April 2022 | 16:30 WIB
Jakarta, NU Online
Pengurus Lembaga Kesehatan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LK PBNU) Fahmy Arif Tsani menerangkan bahwa teh manis jauh lebih baik dikonsumsi pada saat berbuka ketimbang sahur.
“Teh manis itu ada karbohidrat tapi efeknya lebih singkat. Cocoknya teh manis ini untuk berbuka puasa,” kata Fahmy dalam talkshow kesehatan bertajuk “Tips Penuhi Gizi di Bulan Ramadan” di kanal YouTube TVNU, diakses NU Online, Senin (25/4/2022).
Lebih lanjut, ia menerangkan bahwa teh mengandung karbohidrat sederhana. Efek kenyang yang diberikan dari teh ini relatif lebih singkat dibandingkan susu. Hal ini menjadikan teh lebih baik apabila dikonsumsi saat berbuka, karena teh dapat menaikkan kadar glukosa pada tubuh yang turun setelah seharian berpuasa dengan cepat.
“Karena teh ini untuk menaikkan kadar glukosa yang turun. Cepat naik, sekaligus cepat turun,” papar Fahmy.
Hal ini yang melandasi anjuran untuk berbuka puasa dengan makanan maupun minuman yang manis, termasuk teh manis. Ia mengungkapkan, berbuka dengan yang manis dapat memberikan efek untuk menormalkan kadar glukosa tubuh dengan lebih cepat.
“Teh dapat menormalkan kadar glukosa tubuh setelah seharian turun, tetapi juga jangan banyak-banyak,” imbuh pria yang juga dosen di Departemen Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro tersebut.
Sementara susu, sambungnya, dinilai lebih tepat dikonsumsi saat sahur karena tidak hanya kaya akan karbohidrat, melainkan juga kaya kandungan protein yang tidak didapatkan pada teh.
“Ketika sahur memang susu lebih tepat. Karena tidak hanya sumber karbohidrat saja, tapi juga lebih banyak proteinnya,” ungkap Fahmy.
Kendati demikian, mengonsumsi teh saat sahur tidaklah dilarang. Hanya saja, seseorang memerlukan ada tambahan nutrisi lainnya. “Kalau sudah terbiasa teh, ya tidak masalah,” katanya.
Ketika seseorang tidak mendapatkan protein dari teh, menurut Fahmy hal itu dapat diupayakan dengan mencari sumber protein lain seperti dari lauk pauk.
“Sumber protein bisa dipenuhi di lauk pauk nabati, maupun hewaninya. Yang penting adalah seimbang. Kalau tidak ada susu, sumber proteinnya bisa dari lauknya,” ungkap Fahmy.
Kontributor: Nuriel Shiami Indiraphasa
Editor: Aiz Luthfi