Dokter Syifa Mustika, salah satu dokter PDNU yang melayani konsultasi virtual untuk para santri melalui SalamDoc. (Foto: Istimewa)
Jakarta, NU Online
Untuk memberikan layanan konsultasi kepada santri dan pesantren, RMI PBNU dan PDNU telah membuat aplikasi Salamdoc. Aplikasi ini didasari oleh karena ada begitu banyak pesantren dan santri di Indonesia. Data RMI PBNU ada 28 ribu pesantren di Indonesia, dengan lebih dari lima juta santri.
Dari jumlah tersebut, muncul pertanyaan berapakah pesantren yang telah memiliki fasilitas kesehatan mandiri, dan berapakah yang memiliki dokter atau tenaga kesehatan profesional lainnya? Jumlahnya sangat terbatas. Terbatasanya akses santri terhadap fasilitas Kesehatan dan dokter jelas merupakan sebuah tantangan yang serius untuk pesantren, apalagi di masa pandemi Covid-19 seperti sekarang ini, pesantren sangat membutuhkan kehadiran sosok para dokter.
Bekerjasama dengan Cronos, SalamDoc merupakan ikhtiar membangun aplikasi telemedik. Aplikasi telemedik adalah teknologi untuk memberikan layanan kesehatan jarak jauh. Diharapkan pasien cukup klik aplikasi dan kemudian terhubung dengan dokter yang siap melayani tanpa harus bertatap muka.
Dokter Heri Munajib dari PDNU mengatakan aplikasi telemedik semacam itu belakangan berkembang pesat, namun pada umumnya berbayar. Di SalamDoc santri tidak saja dibebaskan dari biaya alias gratis, namun juga akan dilayani dokter-dokter di bawah Perhimpunan Dokter Nahdatul Ulama yang umumnya berlatar belakang pesantren.
"Pasien atau santri cukup membacakan Al-fatihah pada dokter yang memberikan layanan," kata dr Heri Munajib dalam Webinar Mengenal Lebih Dekat SalamDoc Telemedicine Berbayar Fatihah beberapa waktu lalu. Webinar diadakan oleh Satgas NU Peduli Covid-19 Malang Raya.
Aplikasi SalamDoc dibuat sedemikian rupa agar user friendly atau mudah digunakan, baik oleh santri maupun dokter. Santri cukup download aplikasi di Playstore, lalu mengisi data diri dan data pesantren. Setelah data diverivikasi, aplikasi sudah langsung bisa diakses. Demikian juga para dokter yang hendak wakaf profesi, tinggal download dan isi identitas diri, dokter langsung siap praktik.
Bila ada santri yang sakit, user atau penanggung jawab bagian kesehatan di pesantren tinggal memasukkan data santri, keluhahan-keluhannya dilengkapi dengan foto bagian tubuh yang sakit. Santri bisa berkonsultasi langsung dengan dokter yang tersedia.
Hadirnya SalamDoc sebagai ikhtiar kecil yang dilakukan bersama oleh lembaga-lembaga NU agar santri tetap sehat dan Indonesia semakin kuat.
Ketua RMI PBNU KH Abdul Ghaffar Razin mengatakan layanan SalamDoc diharapkan turut menyehatkan para santri di seluruh Indonesia.
Pewarta: Kendi Setiawan
Editor: Alhafiz Kurniawan