1 Abad NU, Yenny Wahid: Renaisans dan Kontekstualisasi 3 Gerakan Dasar NU
Selasa, 21 Juni 2022 | 06:00 WIB
Ketua Pelaksana Peringatan Harlah 1 Abad Nahdlatul Ulama, Hj Zannuba Arifah Chafshoh (Yenny Wahid). (Foto: NU Online/Suwitno)
Jakarta, NU Online
Ketua Pelaksana (Organizing Committee) Peringatan Harlah Satu Abad Nahdlatul Ulama, Hj Zannuba Arifah Chafshoh (Yenny Wahid), menjelaskan bahwa 100 tahun atau 1 abad merupakan renaisans atau kebangkitan NU yang menandai lahirnya sebuah peradaban baru.
Baca Juga
Benarkah Harlah NU 16 Rajab?
“Renaisans ini adalah kata yang kuat sekali karena mengindikasikan, mengkonotasikan peradaban, lahirnya sebuah peradaban baru,” ujar Yenny Wahid kepada awak media saat Konferensi Pers di Hotel Sultan, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Senin (20/6/2022).
Menurut Yenny, semangat kebangkitan inilah yang diangkat untuk menyemarakkan harlah satu abad NU. “Itu semangat yang diusung, yang telah ditugaskan kepada kami untuk diusung dalam harlah ke-100 tahun Nahdlatul Ulama,” ujarnya saat mendampingi Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf.
Ia menjelaskan ada berbagai agenda strategis dalam menyemarakkan harlah ke-100 NU ini. Namun, hal paling utama adalah melakukan kontekstualisasi dari berbagai macam gerakan yang menjadi dasar NU.
Yenny menyebut Nahdlatut Tujjar (Kebangkitan Saudagar), sebagai salah satu organisasi yang menggerakkan ekonomi pada masa sebelum pendirian NU. Organisasi ini berdiri pada tahun 1918 dan menjadi penyokong pendirian Nahdlatul Ulama pada 1926.
Di samping itu, dasar gerakan NU lainnya adalah di bidang pemikiran NU yang berakar pada tradisi dan berkontribusi pada pembentukan dunia yang berkeadaban. Hal ini, menurut Yenny, merupakan kontekstualisasi ulang dari Tashwirul Afkar, sebuah komunitas diskusi yang digagas KH Abdul Wahab Chasbullah bersama koleganya di Surabaya.
Hal lain yang menjadi fokus agenda rangkaian Harlah ke-100 NU ini adalah di bidang kepemimpinan dunia yang mengakar pada tradisi, tetapi tetap berkiprah di skala global.
Baca Juga
Harlah NU dan Amanah Bung Karno
“Itu 3 agenda strategisnya untuk menuju kebangkitan kembali secara kolektif, kesadaran warga NU tentang mandat peradaban yang harus dilaksanakan dalam berbagai hikmah untuk mencapai kemaslahatan umat manusia,” jelasnya.
Sebagaimana diketahui, NU lahir di Surabaya, Jawa Timur pada 16 Rajab 1344 H. Saat ini, tahun Hijriyah sudah memasuki penghujung tahun 1443 H, yakni bulan ke-11, Dzulqa’dah. Kurang dari 9 bulan lagi, NU akan menggenapi usianya yang ke-100 tahun atau 1 abad dan memasuki abad keduanya.
Pewarta: Syakir NF
Editor: Musthofa Asrori
Baca Juga