4 Rekomendasi Novel untuk Mengisi Waktu di Bulan Ramadhan
Selasa, 19 Maret 2024 | 10:00 WIB
Jakarta, NU Online
Bulan Ramadhan merupakan bulan yang mulia dan penuh keberkahan sehingga banyak orang memilih untuk meluangkan waktu untuk beribadah dan melakukan aktivitas yang produktif.
Salah satu kegiatan yang bisa dilakukan untuk mengisi waktu di bulan Ramadhan adalah dengan membaca novel. Berikut 4 rekomendasi novel untuk mengisi waktu di bulan Ramadhan:
1# Kubah
Novel karya Ahmad Tohari ini pertama kali diterbitkan pada tahun 1980. Kisahnya berkisar pada seorang tokoh utama bernama Karman, seorang bekas tahanan politik yang dulunya merupakan anggota Partai Komunis Indonesia (PKI). Karman mengalami berbagai peristiwa, baik sebelum maupun setelah peristiwa G 30 S/PKI.
Setelah menjalani 12 tahun sebagai tahanan di Pulau Buru, Karman kembali ke masyarakat. Namun, ia menghadapi banyak kehilangan: istrinya telah menikah lagi, salah satu anaknya meninggal, dan sebagian besar ingatannya telah pudar. Meskipun begitu, di tengah keputusasaannya, ia menemukan harapan. Pak Haji, yang dulunya menjadi musuhnya, meminta Karman untuk membangun sebuah kubah masjid di desa.
2# Burung-Burung Manyar
Novel Burung-Burung Manyar yang ditulis oleh Y.B. Mangunwijaya, pertama kali diterbitkan pada tahun 1981. Roman ini meraih penghargaan SEA Write pada tahun 1983 dan telah diterjemahkan ke berbagai bahasa serta dicetak ulang beberapa kali.
Bagi para penggemar cerita sejarah, Burung-Burung Manyar sangat disarankan untuk dibaca. Novel roman ini terbagi menjadi tiga bagian: bagian I berjudul 1934-1944 dengan empat subbab, bagian II berjudul 1945-1950 dengan sembilan subbab, dan bagian III berjudul 1968-1978 dengan sembilan subbab juga.
Novel ini mengisahkan kehidupan Teto, anak dari Kapten KNIL bernama Brajabasuki, yang penuh dengan perjuangan dan tantangan. Mulai dari kehidupan yang nyaman hingga terjadi pergolakan saat Jepang menduduki Indonesia, dan ketika Indonesia merdeka Teto bahkan bergabung dengan Tentara KNIL.
3# Dari Hari ke Hari
Saran selanjutnya adalah sebuah novel yang berjudul Dari Hari ke Hari. Karya ini ditulis oleh Mahbub Djunaidi dan pertama kali diterbitkan oleh Dunia Pustaka Jaya pada tahun 1975. Perlu dicatat bahwa pada tahun 1974, novel ini memenangkan sayembara mengarang roman yang diadakan oleh Dewan Kesenian Jakarta (DKJ).
Terbagi menjadi lima bagian cerita, novel ini menceritakan pengalaman sebuah keluarga selama masa pengungsian pada tahun 1946-1948, ketika revolusi fisik berlangsung di Jakarta, Yogyakarta, dan Solo. Menurut pendapat saya, penggambaran dalam novel ini sangat jelas dan teratur karena ceritanya didasarkan pada pengalaman pribadi Mahbub ketika ia masih remaja dan mengungsi ke Solo bersama keluarganya.
4# Siti Nurbaya
Saran untuk novel berikutnya adalah Siti Nurbaya. Nama Siti Nurbaya sendiri sudah umum diucapkan dalam konteks perjodohan pada zaman sekarang. Misalnya, dalam ungkapan "sekarang bukan zamannya lagi Siti Nurbaya," yang sering disebut ketika ada orang tua yang menjodohkan anaknya. Lagu "Siti Nurbaya" juga dikenal luas. Jadi, bisa dikatakan bahwa ungkapan dan lagu tersebut terinspirasi dari kisah dalam novel tersebut.
Novel roman ini ditulis oleh Marah Rusli dan diterbitkan pertama kali pada tahun 1922 oleh Penerbit Balai Pustaka. Jika dilihat dari sampulnya, di bawah judul Siti Nurbaya tertera Kasih Tak Sampai. Novel yang sudah beberapa kali dicetak ulang ini menceritakan kisah antara Siti Nurbaya dan Syamsul Bahri yang dekat sejak masa sekolah. Namun, cinta mereka tidak pernah bisa bersatu. Terdiri dari 16 bab, novel ini memberikan gambaran yang mendalam tentang hubungan mereka.