Beda Anosmia sebab Covid-19 dengan Flu Biasa dan Cara Penyembuhannya
Ahad, 18 Juli 2021 | 15:00 WIB
Bekasi, NU Online
Kehilangan kemampuan indera penciuman atau anosmia dapat memengaruhi hidup seseorang. Selain tidak bisa mencium bebauan dan merasakan makanan, kondisi ini dapat memicu hilangnya nafsu makan, penurunan berat badan, malnutrisi, hingga depresi.
Pada banyak kasus, anosmia hanya disebabkan oleh pilek atau alergi dan bersifat sementara. Meski demikian, ada juga anosmia yang terjadi dalam jangka panjang. Anosmia yang terjadi dalam jangka panjang merupakan tanda penyakit serius dan perlu diperiksakan ke dokter.
Anosmia juga kerap dialami oleh penderita Covid-19. Oleh karena itu penting memahami dan membedakan antara anosmia karena Covid-19 dengan anosmia karena flu biasa. Penasehat Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama (LKNU) Bekasi dr Gufron Nugroho mengatakan bahwa keduanya memiliki gejala yang berbeda.
“Anosmia Covid biasanya terjadi tanpa gejala, hidung tersumbat, hilangnya penciuman, dan dampaknya cenderung lebih parah dibanding flu biasa,” kata dr Gufron saat dihubungi NU Online, Ahad (18/7) malam.
Selain itu, lanjutnya, anosmia Covid juga menyebabkan hilangnya nafsu makan juga indera pengecapan dan biasanya akan menyerang saraf dan mencederai silia (organel yang berfungsi sebagai alat bantu pergerakan yang menonjol dari bagian sel) pada hidung. “Kalaupun penciuman sudah kembali normal, terkadang masih terjadi parosmia atau hilang penciuman sebagian,” imbuhnya.
Adapun tanda anosmia karena flu biasa, jelas dr Gufron, mengalami hidung tersumbat, tetapi nafsu makan dan indera penciuman tidak hilang sepenuhnya. Bahkan, biasanya pulih lebih cepat daripada anosmia Covid-19.
Lebih jauh, ia mengungkapkan bahwa dalam beberapa literatur, anosmia karena Covid-19 bisa bertahan dua sampai 14 hari, setelah mengalami gejala bisa bertahan dua sampai tujuh hari. Namun demikian, pihaknya menyarankan jika terkena anosmia tidak perlu panik.
“Jika ada yang mengalami anosmia Covid, tidak perlu panik. Perbanyak makan buah-buahan antioksidan (zat yang dapat mencegah atau memperlambat kerusakan sel akibat radikal bebas) dan memakai minyak kayu putih untuk melatih penciuman kembali,” terangnya.
Jika sudah terkena anosmia, penyembuhannya bisa dengan minyak kayu putih dan tujuh bau berbeda yang dilatih setiap hari dan bisa sembuh sendiri tanpa obat khusus.
“Kalau sudah terkena anosmia bisa disembuhkan dengan minyak kayu putih, biji karom, bawang putih, bubuk cabai, aroma minyak essensial, minyak jarak, jeruk terbakar dan jahe. Anosmia juga bisa sembuh sendiri tanpa perlu konsumsi obat, atasi saja penyakit Covid-19 sesuai derajat gejalanya,” ujar pemilik Klinik Hanuro Bekasi itu.
Kontributor: Suci Amaliyah
Editor: Syakir NF