Nasional

Beras Impor Lebih Murah, tapi Merugikan Petani

Sabtu, 22 September 2018 | 12:45 WIB

Jakarta, NU Online
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama bidang ekonomi KH Umar Syah mengakui bahwa harga beras impor bisa lebih murah dari pada beras lokal, karena biaya produksi beras lokal yang masih tinggi. Akan tetapi mendatangkan beras impor dapat membahayakan harga jual lokal beras petani lokal.

Ia menjelaskan, besarnya biaya produksi beras lokal dipicu beberapa hal termasuk tidak efisiennya metode tanam dari petani beras lokal dibanding petani luar. Selain itu pengamplikasian sistem terknologi di lingkungan petani juga masih cenderung rendah, sehingga berbagai aktivitas pertanian di tanah air masih dikerjakan secara manual.

Namun, menjadikan itu sebagai alasan untuk mengimpor beras juga tak bisa diterima. Sebab mendatangkan beras impor berlebihan dianggapnya dapat membahayakan nasib para petani dalam negeri. 

“Ini masalah keberpihakan. Pemerintah seharusnya lebih berpihak kepada para petani. Nah, kalau beras impor didatangkan berlebihan maka mengancam beras lokal. Lalu saya tanya, Kemendag ini bekerja untuk siapa?” kata Umar Syah kepada NU Online mengomentari kisruh Impor Beras di Gedung PBNU Jakarta, Sabtu (22/9).

Ia mengingatkan bahwa Kementerian Perdagangan, dalam berbagai aspek, pada dasaranya mengemban amanat untuk menjadi promotor membukakan pasar di luar negeri agar produk lokal, termasuk beras bisa menembus pasaran. 

“Jangan dibalik menjadi agen importer untuk mendatangkan semua komoditas besar-besaran ke dalam negeri,” katanya. 

Kondisi simpang siur beras impor seperi sekarang ini kata Umar Syah menunjukkan bahwa, Kemendag menafikan keberadaan upaya keras Kementerian Pertanian yang intensif mendorong para petani untuk meningkatkan produktivitas. 

“Kalau produksinya sudah banyak, dan di saat yang bersamaan ada beras impor yang lebih murah, kan habis petaninya,” pungkasnya. (Ahmad Rozali)


Terkait