Nasional

Berita Nahdlatoel Oelama

Rabu, 26 September 2012 | 07:21 WIB

Majalah Berita Nahdlatoel Oelama (BNO) diterbitkan Hoofdbestuur Nahdlatoel Oelama (PBNU), dengan alamat kantor NU, Sasak No 66, Surabaya. Menurut sebuah sumber, majalah tersebut terbit pertama kali pada tahun 1931. 
<>
Pada terbitan Nomor pertama Tahun kelima, Muharam  terbit pada 1 Januari 1936, terdapat keterangan yang mengungkapkan kebahagiaan bahwa majalah ini bisa terbit  half maandblad atau terbit sebulan dua kali. Di edisi itu pula tertulis keterangan bahwa majalah tersebut diupayakan oleh para ulama NU. 

Para ulama berharap, majalah tersebut dapat berperan sebagai obor kaum Muslimin pada umumnya dan Nahdliyin khususnya. 

Di dalam kota redaksi tercatat K. Machfoed Siddik Djember sebagai Hoofd Redacteur, dan K. Abdullah Oebaid Surabaya, KH Eljas Tubuireng dan KH A Wahid sebagai Redacteur. Sementara itu, KH Hasyim Asy’ari Tebuireng, KH Abdul Wahab Chasbullah Surabaya, dan KH Bisri Kauman duduk sebagai Mede Redacteur.

Majalah BNO berbeda dengan majalah yang diterbitkan NU pada masanya. Jika majalah lain hanya berisi artikel-artikel keagamaan dan keorganisasian NU, maka BNO memuat banyak jenis tulisan, dari agama, organisasi, ekonomi, hingga permasalahan tanah dan pertanian. Dimuat juga tulisan-tulisan bertema politik dari dalam negeri ataupun luar negeri yang sedang berkembang pada masanya. 

Berita-berita NU di berbagai daerah juga termuat, bahkan hingga NU Teluk Lubuk, di Sumatra Selatan. 

Sebagai majalah berbasis aliran keagamaan, BNO tak lupa merespon dan membela keyakinannya. Nomor 9 Tahun 9 misalnya, majalah ini merespon tulisan yang ada di majalah Adil terbitan Muhammadiyah tentang hukum Azimat. 

BNO Nomor Pertama Tahun kesepuluh, Nopember 1940, juga merespon perselisihan Persatuan At-Tarbiyatul Islamiyah dengan Hamka tengang tarikat an-Naqsabandiyah yang diungkapkan dalam majalah Al-Mizan (majalah milik Persatuan At-Tarbiyatul Islamiyah yang terbit di Bukit Tinggi). 

BNO menolak keras padangan Hamka yang mengatakan tarikat itu sesat menyesatkan. dan mendukung terbitan majalah Al-Mizan.

Tak ketinggalan pula, seperti umumnya terbitan di NU, majalah ini, tiap terbitannya memuat nama-nama kyai, ulama, atau aktivis organisasi yang sudah meninggal. Maksdunya, meminta para pembaca untuk sholat ghoib atau berkirim doa.

Majalah BNO beredar di banyak kota, dari Madura, hampir semua kota di Jawa Timur, Yogyakarta, kota-kota di jawa Tengah hingga Cirebon, Tasikmalaya, Bandung dan Jakarta. Pertanyaan-pertanyaan seputar keagamaan juga dikirimkan dari Lampung. 

Keragaman iklan yang dimuat juga menggambarkan keragaman pembaca. Dari iklan toko kain hingga tiket kapal laut, dari tukang jahit hingga toko buku yang menjual buku-buku Kristen, dari toko emas imitasi hingga iklan hotel, hingga iklan toko dasi bergambar lambang Muhammadiyah, semua ada. Dari sisi tampilan, majalah ini juga lebih rapi, baik sampul dan tata letak halamannya yang menggunakan tiga kolom di tiap halaman.

Ditemukan edisi No. 6/Tahun XII/Juni - Juli 1952 kolektor majalah Kemala Atmojo. Ada perubahan besar di edisi nomor tersebut, terbitan tidak sebulan dua kali lagi, tapi terbit dua bulan sekali. Perubahan lain adalah perpindahan alamat ke Jalan Maluku II/1, Semarang dan untuk alamat administrasi di Jalan Pekodjan 157, Kudus. 

Penerbitan majalah dikelola oleh PBNU bagian Da’wah. Susunan redaksi pada edisi yang sampul berwarna merah memasang foto Kyai Wahab Chasbullah sedang berpidato tersebut terdiri dari Pemimpin Redaksi: Saifuddin Zuhri. Anggota Redaksi: K.H.A. Wahid Hasjim; K.H. M. Dahlan; K.H. M. Iljas; A.A. Achsien; Idham Chalid; A. Fattah Jasin; Ahmad Shiddieq; Umar Burhan; A. Ch. Widjaja; K. R. Amin Tjokrowidagdo; Nurjaman. Administrasi: M. Zainury Noor. Belum ditemukan waktu perubahan majalah ini. Dan belum ada informasi yang pasti kapan berakhirnya majalah ini. (Hamzah Sahal)




Terkait