Buka Kongres Pendidikan, Menko PMK: NU Mampu Bantu Pemerintah karena Punya Jaringan Sampai Bawah
Rabu, 22 Januari 2025 | 15:00 WIB
Menko PMK Pratikno saat sambutan dalam pembukaan Kongres Pendidikan NU di Hotel Bidakara, Jakarta, pada Rabu (22/1/2025). (Foto: NU Online/Suwitno)
Jakarta, NU Online
Menteri Koordinator (Menko) Pengembangan Manusia dan Kebudayaan (PMK) RI Pratikno secara resmi membuka Kongres Pendidikan Nahdlatul Ulama di Hotel Bidakara, Jakarta, pada Rabu (22/1/2025).
Pada kesempatan itu, Pratikno menyampaikan keyakinannya bahwa NU akan mampu membantu merealisasikan program-program pemerintah jika bekerja sama dengan Kemenko PMK.
“Kalau Kementerian PMK bersinergi dengan NU maka yang diuntungkan Kementerian PMK karena kerjaan kita banyak selesai, karena kita mengurusi stunting, screening kesehatan gratis, renovasi sekolah, membangun sekolah unggulan,” ungkap Pratikno.
Pratikno juga mengatakan bahwa NU memiliki jaringan hingga ke bawah mulai dari Lembaga Pendidikan (LP) Ma'arif NU yang menaungi lebih dari 26 ribu lembaga, Rabithah Ma'ahid Islamiyah (RMI) NU menaungi lebih dari 23 ribu pondok pesantren dan Lembaga Pendidikan Tinggi (LPT) NU yang menaungi 253 perguruan tinggi.
“Jika pemerintah dan NU bertransformasi dalam keluarga besar, artinya tugas Kemenko PMK banyak yang terselesaikan karena NU memiliki jaringan sampai bawah,” jelasnya.
Menurutnya, jaringan NU yang ada hingga ke bawah itu merupakan potensi besar yang perlu dioptimalkan karena masih banyak ketimpangan yang ada di dalamnya.
“Semua itu kan kendaraan besar yang harus kita optimalkan. Saya tahu LP Ma'arif, RMI, LPTNU, Muslimat dengan lembaga pendidikan pra-sekolahnya dan tantangannya sangat banyak, jumlahnya sangat banyak, ketimpangannya sangat tinggi, ada yang maju dan ada yang masih berjuang,” jelas Pratikno.
Ia menjelaskan bahwa kunci dari penyelesaian berbagai permasalahan itu adalah perubahan yang terarah dan terkendali, keadaan baru yang lebih baik, dan berangkat dari keterbatasan saat ini.
Senada, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) mengatakan bahwa NU memiliki peran untuk menghantarkan agenda kemaslahatan yang dibuat pemerintah agar sampai kepada rakyat.
“Kedudukan NU di tengah realitas yang kita hadapi hari ini tidak ada pilihan lain selain untuk membantu pemerintah dalam menghantarkan agenda-agenda kemaslahatan kepada rakyat menggunakan segala macam kapasitas yang dimiliki NU sebagai organisasi ini untuk membantu memastikan agar tujuan-tujuan kemaslahatan yang diagendakan pemerintah sungguh-sungguh sampai dan dirasakan oleh rakyat,” kata Gus Yahya.