Semarang, NU Online
Pengasuh Pesantren Raudlotut Thalibin Leteh, Rembang, Jawa Tengh KH Ahmad Mustofa Bisri atau yang lebih populer disapa Gus Mus meminta masyarakat untuk menyikapi secara positif adanya wabah global Corona (Covid-19).
Ulama kharismatik yang dikenal lembut ini dengan bijak menerangkan pandemi Covid-19 sebagai sebuah pelajaran yang berharga dari Allah SWT.
“Pandemi Covid-19 merupakan suatu pelajaran yang besar sekali dari Allah SWT," kata Gus Mus dalam halal bihalal virtual yang digelar Forum Komunikasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Jawa Tengah bersama ulama dan tokoh masyarakat melalui aplikasi Zoom, Jumat (12/6) malam.
Dalam kesempatan itu Gus Mus mengingatkan agar manusia mengingat jati dirinya sebagai seorang hamba.
"Ketika sebagian dari kita banyak yang melupakan jati dirinya sebagai manusia yaitu hamba Allah yang dipasrahi menjadi kholifahnya di muka bumi ini, Allah betul-betul memukul kita dengan pelajaran yang dahsyat dengan adanya pandemi yang melanda seluruh manusia yang ada di muka bumi ini," tuturnya menerangkan.
Kita lanjutnya, kadang-kadang terlalu sadar kekhalifahan kita sehingga melupakan kehambaan kita, atau juga sebaliknya. Bahkan, kadangkala kita menganggap manusia hanya terhadap orang-orang yang kita setujui.
"Kita hanya menganggap manusia kepada mereka yang kita senangi, kita sukai, kita cintai," ucapnya.
Wejangan lain, Gus Mus juga mengingatkan tentang persaudaraan yang terlupakan oleh kepentingan sesaat. "Segala macam kepentingan-kepentingan duniawi selama ini melupakan bahwa kita sebenarnya bersaudara. Kadang-kadang kita bahkan tega mengalirkan darah saudara-saudara kita sendiri seperti yang terjadi di beberapa belahan dunia," tuturnya.
Menutup taushiyahnya, kiai yang juga dikenal sebagai seniman itu berharap, wabah global sebagai teguran dari Tuhan Yang Maha Kuasa bisa menyadarkan manusia tentang pentingnya menjaga jarak dengan dunia.
"Mudah-mudahan dengan adanya teguran berat atau pelajaran besar dari Allah SWT yang berupa pandemi ini, kita nantinya bisa menjaga jarak dengan dunia ini sehingga kita lebih akrab dengan Allah SWT. Kita tetap menjadi hambanya dan menjadi penguasa bumi sebagai khalifahnya,” harapnya.
Hal senada diungkapkan Gubernur Jawa Tengah, H Ganjar Pranowo. Menurut Ganjar, jika masyarakat sibuk menyalahkan, hal itu justru tidak menyelesaikan masalah.
“Sisi positif dari Corona ini mengajari kita banyak hal. Ada rasa kemanusiaan, saling tolong menolong, toleransi, mau membantu dengan ikhlas, bahkan bumi ini direstart, bumi ini direinstall, pencemaran udara menurun, ozon tertutup kembali,” kata Ganjar menerangkan.
Dengan demikian, Gubernur berambut putih itu mengaku bersyukur karena Jawa Tengah memiliki kearifan lokal yang masih dilestarikan seperti sikap ramah, murah senyum, senang menolong.
"Semua itu harus dijaga demi relasi sosial masyarakat yang baik, agar lahir situasi bahagia, aman, nyaman dan tentram dalam kehidupan bermasyarakat. Kalau sudah demikian, katanya, nanti masalah-masalah bisa dihadapi bersama." ucapnya.
Kegiatan yang berlangsung dengan memanfaatkan perkembangan canggihnya teknologi digital ini dimulai pukul 19.00 WIB hingga 22.00 WIB. Dimeriahkan dengan hiburan dari Keroncong Sekar Banawa dan Duta Damai Dunia Maya BNPT Jawa Tengah.
Halal bihalal diikuti Kepala BNPT Komjen Pol Boy Rafli Amar, Ketua FKPT Jawa Tengah Prof H Syamsul Ma'arif bersama sejumlah ulama dan tokoh masyarakat Jawa Tengah di antaranya Ketua MUI Jawa Tengah KH Ahmad Daroji, Rais PWNU Jateng KH Ubaidullah Shodaqoh, dan lain-lain.
Kontributor: Ahmad Rifqi Hidayat
Editor: Abdul Muiz