Gus Ulil Jelaskan Latar Belakang Perhelatan Muktamar Pemikiran NU
Kamis, 30 November 2023 | 22:30 WIB
Ketua PBNU Gus Ulil Abshar Abdalla dalam konferensi pers di Gedung PBNU Jakarta, Kamis (30/11/2023). (Foto: NU Online/Aji)
Jakarta, NU Online
Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) akan menyelenggarakan Muktamar Pemikiran NU Kedua 2023 dengan tema Imagining the Future Society, di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta, pada Jumat-Ahad, 1-3 Desember 2023.
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ulil Abshar Abdalla (Gus Ulil) menjelaskan landasan perhelatan Muktamar Pemikiran NU. Ia mengatakan, latar belakang diadakannya muktamar ini mencerminkan keinginan untuk membangun silaturahmi sekaligus menjadi ruang diskusi yang dapat memfasilitasi pertukaran berbagi gagasan, ide, dan terobosan pemikiran.
"Latar belakang diadakannya Muktamar Pemikiran NU ini adalah yang pertama-tama ini forum yang didesain untuk pertemuan antargenerasi. Kita ingin ada silaturahmi, kongko yang gayeng, santai di antara para santri, kiai, aktivis, sarjana, pemikir, intelektual NU dari berbagai generasi. Ada dari generasi tahun 80-an, 90-an, 2000-an sampai saat ini," ungkap Gus Ulil pada konferensi pers di Lobi Gedung PBNU, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta, Kamis (30/11/2023).
Ia menyebut, sejak kepemimpinan KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur di PBNU pada 1984, NU telah menjadi wadah bagi pemikiran yang dinamis, terwujud dalam bentuk gagasan-gagasan yang inovatif dan ide-ide yang mendunia. Beberapa karya dan pemikiran Gus Dur bahkan menjadi bahan penelitian bagi sarjana asing.
"Sejak PBNU dipimpin oleh Gus Dur pada 1984, ada perkembangan pemikiran yang sangat dinamis dalam tubuh NU itu muncul dalam bentuk gagasan-gagasan, ide-ide, terobosan pemikiran yang sangat dinamis," papar dia.
Selain menjadi ketua PBNU, Gus Dur dikenal sebagai sosok pemikir, penulis kolom yang ulung, dan budayawan. Keberagaman minat dan pemikiran dalam dirinya itu telah memberikan inspirasi bagi generasi muda NU, baik yang lahir pada era 80-an, 90-an, hingga masa kini.
Kemudian, ketika KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya memimpin PBNU pada akhir 2021 lalu menekankan pentingnya menghidupkan kembali semangat dan pemikiran Gus Dur.
Gus Ulil menegaskan bahwa Muktamar Pemikiran NU menjadi panggung bagi pemikir-pemikir muda NU untuk merawat dan mengembangkan kekayaan pemikiran yang telah tumbuh sejak era keemasan di tahun 90-an.
Pemikiran yang tumbuh di masa-masa sulit politik Orde Baru menjadi warisan berharga yang perlu dijaga dan diteruskan. Hal ini mengukuhkan posisi NU yang tidak hanya sebagai lembaga keagamaan, tetapi juga sebagai garda terdepan dalam mengembangkan pemikiran yang relevan dengan zaman.
"Keemasan perkembangan pemikiran di dalam tubuh NU itu terjadi pada masa tahun 90-an. Pada masa ketika negara kita masih berada cengkraman politik Orde Baru. Inilah yang kita mau rawat, ciri pemikiran di dalam masyarakat anak-anak muda NU ini yang mau kita rawat,” ucap Gus Ulil.