Gus Yahya: Musibah Al-Khoziny Puncak Gunung Es Infrastruktur Pesantren, Kita Harus Perjuangkan Perbaikan
Jumat, 10 Oktober 2025 | 17:00 WIB
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf di kantor PBNU, Jumat (10/10/2025). (Foto: NU Online/Fathoni)
Jakarta, NU Online
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf menyampaikan musibah yang terjadi di Pondok Pesantren Al-Khoziny, Buduran, Sidoarjo sebagai puncak dari gunung es persoalan infrastruktur di pesantren yang perlu segera diperbaiki.
“Musibah yang dialami oleh Al-Khoziny ini adalah puncak dari gunung es masalah infrastruktur di pondok pesantren. Itu harus kita perjuangkan bersama untuk perbaikan-perbaikan lebih lanjut,” ujar Gus Yahya saat ditemui usai kegiatan kick off Hari Santri di Gedung PBNU Jakarta Pusat, Jumat (10/10/2025).
Gus Yahya mengatakan bahwa sejumlah tantangan yang dihadapi saat ini bersifat sistemik. Selain musibah di Al-Khoziny, Indonesia juga dihadapkan pada bencana seperti gempa dan banjir yang turut berdampak pada pesantren.
“Ini semua tantangan besar. Mungkin kita bisa lewati kalau kita menggalang persatuan yang kokoh di antara kita semua,” jelasnya.
Ia juga menyampaikan apresiasi kepada pemerintah yang telah menunjukkan perhatian terhadap kondisi tersebut. Gus Yahya berharap agar langkah-langkah penanganan dilakukan secara menyeluruh oleh pesantren di seluruh Indonesia.
“Terima kasih bahwa pemerintah sudah menunjukkan perhatian. Mudah-mudahan nanti secara sistemik masalah ini bisa kita address, ditangani bersama pesantren seluruh Indonesia,” kata Gus Yahya.
Sementara itu, Ketua Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) PBNU KH Hodri Ariev mengatakan bahwa musibah yang terjadi di Al-Khoziny perlu disikapi dengan empati, bukan dijadikan alasan untuk menghentikan pembangunan di pesantren.
“Itu musibah, tentu tidak mungkin pesantren asal membangun. Jangan kemudian musibah di Al-Khoziny dijadikan alasan untuk menghentikan pembangunan gedung di pesantren,” ujarnya.
Gandeng Fakultas Teknik Sipil untuk Perbaiki Infrastruktur Pesantren
Kiai Hodri menambahkan, pihaknya tengah melakukan upaya dengan menggandeng fakultas teknik sipil dalam pendampingan pembangunan gedung pesantren.
“Kita tahu beberapa pesantren membangun gedung yang mereka butuhkan itu memang tidak berdasarkan spesifikasi dari teknis sipil. Hal itu disebabkan karena mereka memiliki kemampuan yang terbatas,” ujarnya.
Kiai Hodri menjelaskan, keterbatasan tersebut sering membuat pembangunan dilakukan secara swadaya tanpa pendampingan teknis yang memadai. Sementara kebutuhan untuk menyediakan sarana pendidikan di pesantren sangat mendesak.
“Bisa dibayangkan, pesantren dengan jumlah santri yang membludak sementara tidak ada ruang kelas untuk belajar sampai puluhan. Suasana kelas seperti itu tentu tidak produktif untuk kegiatan belajar di pesantren,” jelasnya.