Waketum PBNU Ungkap Tema Hari Santri 2025: Mengawal Indonesia Merdeka, Menuju Peradaban Mulia
NU Online · Jumat, 19 September 2025 | 08:00 WIB
Muhammad Faizin
Penulis
Jakarta, NU Online
Peringatan Hari Santri 2025 tahun menjadi momentum yang sangat spesial. Sebab Hari Santri tahun ini akan menjadi rangkaian awal dari peringatan 1 Abad NU versi masehi.
Wakil Ketua Umum PBNU H Amin Said Husni mengungkapkan bahwa pada peringatan Hari Santri 2025, PBNU mengangkat tema Mengawal Indonesia Merdeka, Menuju Peradaban Mulia.
Ia mengungkapkan beberapa prinsip yang akan digunakan dalam peringatan Hari Santri dan Harlah NU pada tahun ini. Prinsip pertama adalah desentralistik, yakni kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan tidak terpusat pada satu titik.
Baca Juga
Sejarah Hari Santri
“Jadi kegiatannya itu tidak ada yang dipusatkan di satu tempat seperti misalnya pada peringatan Harlah satu abad versi Hijriah di Sidoarjo,” katanya saat rapat Koordinasi daring dengan seluruh ketua PWNU dan PCNU se-Indonesia, Kamis (18/9/2025).
“Diharapkan bisa dilaksanakan secara serentak di seluruh PWNU, di seluruh PCNU bahkan ke seluruh ranting dan anak ranting di seluruh Indonesia,” lanjutnya.
Ia mengatakan bahwa dalam waktu dekat, PBNU akan segera menerbitkan surat edaran kepada seluruh PWNU, PCNU, dan warga NU untuk ikut menyiarkan, menyemarakkan, dan melaksanakan kegiatan-kegiatan dalam rangka menyongsong peringatan Hari Santri dan Harlah NU.
“Bentuknya seperti apa? Nanti akan ada surat surat edaran berupa Petunjuk Petunjuk Teknis dan Pelaksanaan dari PBNU,” kata Amin Said.
Ia mengistilahkan prinsip kedua dengan low budget high impact (biaya murah berdampak besar). Rangkaian kegiatannya bisa dilakukan secara efisien, tetapi bisa memberikan dampak kepada umat dan bangsa secara maksimal.
Baca Juga
PBNU Pengusul Hari Santri, Bukan PKS
Sementara Ketua Umum PBNU KH yahya Cholil Staquf mengatakan bahwa untuk menguatkan aspek rohaniah, peringatan Hari Santri dan Harlah NU pada tahun ini dilakukan dengan kegiatan ziarah, napak tilas, istghotsah, dan shalawat yang akan diperkuat.
“Ini untuk mengingatkan kita semua tentang perjuangan yang telah dilakukan oleh para muassis untuk melandasi jam'iyyah ini dengan kekuatan rohani yang Tangguh, kekuatan rohani yang yang akan menjadi pondasi dari tegaknya jam'iyyah Nahdlatul Ulama,” ungkapnya.
Ia mengingatkan dan mengajak kepada seluruh pengurus NU bahwa saat ini, NU sudah melewati satu abad. Menjadi tugas berat bagi pengurus dan warga NU untuk terus berjuang agar bisa melakukan perjuangan hingga abad berikutnya atau abad kedua.
“Kalau bisa lolos dua abad sampai tiga abad ini, Masya Allah, Masya Allah, ini akan menjadi konstruksi peradaban yang insya Allah akan bertahan di dalam jangka yang Panjang,” ungkapnya.
Tentu saja, lanjut Gus Yahya, perjuangan yang harus dilakukan ini harus melalui berbagai macam pergulatan yang tidak selalu mudah, lancar dan nyaman. Ia juga menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada seluruh pengurus NU di seluruh Indonesia yang selama ini telah dengan sabar dan tekun mengikuti agenda-agenda yang telah di tetapkan PBNU.
“Saya bertemu dengan teman teman para pengurus PWNU maupun PCNU, ada gairah kita karena sudah mulai merasakan manfaat dari agenda konsolidasi yang selama ini kita jalankan,” ungkapnya.
“Kalau ini nanti terus berlangsung hingga mencapai titik yang optimal, masyaallah, nanti akan terasa sekali bagaimana kinerja selama ini akan mengalami boosting, mengalami peningkatan yang drastis,” pungkasnya.
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Kerusakan Alam dan Lalainya Pemangku Kebijakan
2
Khutbah Jumat: Mari Tumbuhkan Empati terhadap Korban Bencana
3
Pesantren Tebuireng Undang Mustasyar, Syuriyah, dan Tanfidziyah PBNU untuk Bersilaturahmi
4
20 Lembaga dan Banom PBNU Nyatakan Sikap terkait Persoalan di PBNU
5
Gus Yahya Persilakan Tempuh Jalur Hukum terkait Dugaan TPPU
6
Khutbah Jumat: Mencegah Krisis Iklim dengan Langkah Sederhana
Terkini
Lihat Semua