Bakal Dihadiri Prabowo, Ini Astahasa Agenda Hari Santri 2025
NU Online · Jumat, 19 September 2025 | 17:00 WIB
Kemenag resmi memulai rangkaian Hari Santri 2025, Jumat (19/9/2025) di Jakarta. (Foto: NU Online/Haekal)
Haekal Attar
Penulis
Jakarta, NU Online
Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Amien Suyitno, resmi meluncurkan rangkaian kegiatan Astahasa Hari Santri 2025 di Jakarta Pusat, Jumat (19/9/2025). Astahasa merupakan akronim dari Asta yang berarti delapan, dan Hasa yang merujuk pada Hari Santri. Mengusung tema Mengawal Indonesia Merdeka Menuju Peradaban Dunia, Astahasa mencakup delapan agenda utama yang akan berlangsung secara nasional hingga akhir Oktober.
Suyitno mengatakan bahwa Hari Santri 2025 bakal resmi dimulai dengan acara ithlaq (Kick Off) Hari Santri 2025 di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, pada 22 September. Tempat itu dipilih sebagai tempat bersejarah lahirnya Resolusi Jihad yang dideklarasikan oleh KH. Hasyim Asy’ari pada 22 Oktober 1945.
"Resolusi tersebut menjadi inspirasi lahirnya Hari Pahlawan dan meneguhkan peran santri dalam perjuangan kemerdekaan," katanya saat sambutan.
Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, lanjut Suyitno, ithlaq tahun ini tidak hanya menandai peluncuran logo, tetapi juga diiringi kegiatan nyata seperti Gerakan Nasional Cek Kesehatan Gratis (CKG) dan Gerakan Makan Bergizi Gratis (MBG) di sejumlah pesantren besar, antara lain Pesantren Tambakberas, Pesantren Denanyar, Pesantren Peterongan, dan Tebuireng.
“Program ini akan dihadiri langsung oleh Menteri Agama Republik Indonesia dan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, menandai dimulainya tradisi baru perhatian negara terhadap kualitas kesehatan dan gizi santri,” ucapnya.
Selanjutnya, kata Suyitno, terdapat acara Halaqoh Astaloka delapan titik pesantren. Pada 22 September sampai 20 Oktober 2025 di PP Tebuireng 22 September, PP Al Munawir Krapyak 25 September, PP As’adiyah 2–5 Oktober, NTB 10 Oktober, Palembang 13 Oktober, Aceh 15 Oktober, Kalimantan Selatan 17 Oktober, dan Masjid Istiqlal Jakarta 20 Oktober.
“Forum ini menghadirkan para narasumber lintas disiplin ilmu untuk membahas isu-isu strategis kebangsaan dan keumatan, sekaligus memperluas jejaring intelektual pesantren di tingkat nasional dan global,” katanya.
Kemudian, terdapat acara Musabaqah Qira’atil Kutub Internasional (MQKI) yang akan digelar pada 1–7 Oktober 2025 di Pondok Pesantren As’adiyah, Sengkang. Ajang bergengsi ini akan diikuti oleh santri dari 34 provinsi di Indonesia dan 10 negara Asia Tenggara.
Ia mengungkapkan pemilihan As’adiyah sebagai pesantren tertua di kawasan timur Indonesia ini telah melahirkan ratusan pesantren lainnya, menjadi simbol pusat keilmuan Islam Nusantara yang mendunia.
Kemudian pada 2 Oktober 2025, Suyitno mengatakan Kemenag juga akan mengadakan Gerakan Ekoteologi di Pesantren pada 2 Oktober 2025 di Pesantren As’adiyah Macanang, 100 titik yang diikuti oleh pesantren di 34 provinsi secara hybrid.
Lebih lanjut, Suyitno juga menjabarkan terkait acara Doa Santri untuk Negeri pada 21 Oktober 2025 di Masjid Istiqlal dan daring serentak dari pesantren di 34 provinsi. Apel Hari Santri 2025 pada 22 Oktober di Halaman Kemenag Jakarta Pusat.
Puncaknya, katanya, akan digelar Malam Bakti Santri Untuk Negeri di Taman Mini Indonesia Indah Jakarta pada 25 Oktober 2025, yang direncanakan dihadiri langsung oleh Presiden Republik Indonesia.
"Kehadiran Presiden memperlihatkan dukungan negara dan legitimasi politik atas kiprah komunitas santri sebagai pilar bangsa," katanya.
Direktur Pesantren, Basnang Said melaporkan pada Hari Santri 2025 juga terdapat acara Expo Kemandirian Pesantren pada 2–7 Oktober di Lapangan Merdeka Sengkang Wajo dan 10–22 Oktober di PTKIN seluruh Indonesia.
Hal itu, menurutnya, menjadi momentum memamerkan kekuatan ekonomi pesantren yang selama ini tumbuh senyap. Nantinya, ratusan pesantren akan memamerkan produk unggulan hasil inovasi santri, mulai dari produk pangan, kerajinan, hingga teknologi tepat guna.
Terakhir, Basnang mengungkapkan terdapat acara Pesantren Award di Auditorium HM Rasjidi, Kemenag RI, Jakarta Pusat pada 20 Oktober 2025. Acara itu juga akan ada semacam peluncuran Gerakan Wakaf Santri Nusantara (GWSN).
Ia menegaskan, Pesantren Award akan diberikan kepada pesantren-pesantren yang berhasil menciptakan unit usaha berkelanjutan dan berdampak sosial-ekonomi bagi masyarakat sekitar.
“Pesantren kini bukan lagi objek bantuan, melainkan subjek pembangunan ekonomi. Santri siap menjadi pelaku usaha kreatif yang berdaya saing,” terangnya.
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Kerusakan Alam dan Lalainya Pemangku Kebijakan
2
Khutbah Jumat: Mari Tumbuhkan Empati terhadap Korban Bencana
3
Pesantren Tebuireng Undang Mustasyar, Syuriyah, dan Tanfidziyah PBNU untuk Bersilaturahmi
4
20 Lembaga dan Banom PBNU Nyatakan Sikap terkait Persoalan di PBNU
5
Gus Yahya Persilakan Tempuh Jalur Hukum terkait Dugaan TPPU
6
Khutbah Jumat: Mencegah Krisis Iklim dengan Langkah Sederhana
Terkini
Lihat Semua