Ibu dan 2 Anak Meninggal di Bandung, Menteri PPPA Tekankan Pentingnya Penguatan Keluarga
Selasa, 9 September 2025 | 20:00 WIB
Menteri PPPA Arifah Fauzi saat berziarah di atas makan EN dan kedua anaknya di Bandung, Jawa Barat, pada Senin (8/9/2025). (Foto: Humas Kementerian PPPA)
Jakarta, NU Online
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifatul Choiri Fauzi menekankan pentingnya penguatan keluarga, menjaga hubungan antarmasyarakat, dan membangun sistem pemerintahan yang peduli kepada kesejahteraan warga.
Hal itu ia sampaikan saat mengunjungi keluarga EN (34) yang gantung diri setelah membunuh dua anaknya, AA (9) dan AAP berusia 11 bulan pada Jumat (5/9/2025) di rumahnya, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
EN diduga nekat karena terbelit utang, dia putus asa karena yakin suaminya tidak mampu melunasi utang. EN meninggalkan secarik surat berisi curhatan tentang itu sebelum bunuh diri.
“Tentunya ini menjadi pelajaran penting untuk kita tentang bagaimana menguatkan ketahanan keluarga salah satunya melalui komunikasi. Begitu pula dengan hubungan antarmasyarakat. Kita bisa lebih saling peduli jika melihat tetangga kita melihat ada perbedaan dari biasanya,” ujar Arifah saat mengunjungi keluarga EN di Banjaran, Bandung, pada (8/9/2025).
“Mungkin mereka butuh perhatian, atau sekadar perlu tempat bercerita. Perhatian dan empati itu sangat dibutuhkan di era yang serba digital,” tutur Menteri PPPA,” tambahnya.
Arifah juga mendorong organisasi perangkat daerah untuk terus melakukan pendampingan bagi keluarga almarhumah, dan melaksanakan tindak lanjut dalam memberdayakan masyarakat setempat, khususnya dalam aspek ketahanan keluarga, kesehatan mental, serta perlindungan perempuan dan anak.
“Kami dari Kemen PPPA juga turut berupaya menguatkan perempuan-perempuan Indonesia. Terjadinya peristiwa ini mendorong kita untuk menguatkan upaya tersebut. Ayo kita bergandengan tangan melindungi perempuan dan menguatkan masyarakat secara holistik dari berbagai sektor,” katanya.
Selain itu, Arifah mengajak masyarakat untuk bergandengan tangan dan terus saling menguatkan bersama-sama dan mengimbau untuk segera melapor ke Call Center Sahabat Perempuan dan Anak 129 (SAPA 129) layanan KemenPPPA sebagai wadah pelaporan dan pendampingan bagi perempuan dan anak yang mengalami kekerasan maupun membutuhkan perlindungan khusus.
“Kita punya Call Center Sapa 129 bukan hanya menerima laporan tentang kekerasan pada perempuan dan anak saja tetapi juga bisa mengenai hal-hal mengenai persoalan bisa dilaporkan karena kami bisa melakukan pendampingan atas laporan tersebut,” ujarnya.