Nasional

Jika Belum Paham Islam Nusantara, Sebaiknya Tabayun

Sabtu, 20 Oktober 2018 | 11:55 WIB

Jakarta, NU Online

Wakil Rektor III Universitas Sains Al-Qur'an H Samsul Munir mengemukakan bahwa terdapat banyak orang yang gagal memahami Islam Nusantara lalu dengan serta merta menuding bahwa Islam Nusantara tidak sesuai dengan Islam yang sebenarnya. Dalam kodisi seperti itu, seseorang diajurkan untuk melakukan klarifikasi untuk memperjelas duduk perkara Islam Nusantara.

“Ini pemahaman orang yang miss understanding terhadap Islam Nusantara. Disangkanya Islam Nusantara itu Islam yang memakai segala sesuatu dari Nusantara. Mereka tidak mau cross check dan tidak mau tabayun kepada NU dan Islam Nusantara,” ujar Samsul Munir pada kegiatan Seminar Nasional di Unsiq, Wonosobo Sabtu (20/10).

Fenomena salah paham tentang Islam Nusantara juga sudah ditemukan sejak beberapa waktu lalu. Ketua Umum PBNU, KH Said Aqil Siraj misalnya mengungkapan hal serupa, bahwa banyak orang yang salah paham terhadap konsep Islam Nusantara. “Banyak yang salah paham, tapi mereka tidak mau bertabayun (minta penjelasan atau konfirmasi, red) ke PBNU,” jelas Kiai Said.

Kiai Said menjelaskan Islam Nusantara adalah Islam yang menggabungkan Agama Islam dengan budaya, seperti Islam yang bersatu dengan semangat nasionalisme, atau Islam yang bersatu dengan semangat kebangsaan. Penggagas utama Islam Nusantara adalah Wali Songo, sehingga melahirkan semangat Islam yang ramah dan santun.

Puncak konsep Islam Nusantara, lanjut Kiai Said, adalah saat KH Hasyim Asy’ari berhasil penggabungan Islam dan kebangsaan. Maka kesimpulannya, “Islam Nusantara bukan mazhab, bukan aliran, tapi tipologi, mumayyizaat, khashais,” terang Kiai Said.

Kiai Said menegaskan bahwa Islam Nusantara bukanlah Islam yang anti-Arab dan Islam yang benci Arab. Tapi Islam Nusantara  adalah “Islam yang santun, berbudaya, ramah, toleran, berakhlak, dan berperadaban. Inilah Islam Nusantara,” tegasnya.

Sebelumnya, pada pemberitaan di kantor berita Antara edisi Jumat (19/10), Wakil Bupati Aceh Barat, Provinsi Aceh, Banta Puteh Syam mengatakan bahwa dirinya menolak paham Islam Nusantara karena Islam Nusantara bertentangan dengan aqidah Islam.

“Kalau memang Islam Nusantara bertentangan dengan aqidah, maka suarakan. Kalau saya sendiri jelas menolak karena paham Islam Nusantara itu berdiri sendiri,” kata politisi Partai Gerindra ini dalam acara Hari Santri 2018 di hadapan ribuan santri.

Lebih jauh, ia menuding ajaran Islam Nusantara mengubah lafadz huruf Al-Qur’an. “Apalagi seperti paham Islam nusantara yang menurutnya tidak benar apabila mengubah lafadz (bacaan) huruf Qur'an atau bahasa arab, seperti takbir untuk ibadah shalat dan sebagainya, karena semua itu sudah ada ketentuan dari Qur'an dan hadist,” tulis Antara. (Ahmad Rozali)


Terkait