Karya busana siswi SMK NU Banat Kudus tampil di ajang Fashion Week Hongkong 2023. (Foto: Dok. SMK NU Banat Kudus)
Jakarta, NU Online
Fashion merupakan salah satu produk dan karya manusia yang tidak lepas dari tren global. Hal inilah yang menjadi perhatian Sekolah Menengah Kejuruan Nahdlatul Ulama (SMK NU) Banat di Kudus, Jawa Tengah dalam setiap jahitan busananya. Sekolah vokasi yang kerap mengikuti ajang busana internasional itu terus mencetak calon-calon fashion designer berskala internasional.
Kepala Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) NU Banat Kudus, Lilik Muflikah mengungkapkan yang menjadi ciri khas dari produk-produk busana anak didiknya yakni bersifat global, namun tetap mengangkat kearifan lokal Nusantara.
“Jadi produk yang dibuat anak-anak mudah diterima oleh masyarakat luas. Terlebih produk kami bersifat modest wear yang berarti bisa dipakai oleh orang yang berhijab maupun non-hijab. Jadi jika dipakai orang yang non-hijab tetap terlihat sopan,” jelasnya kepada NU Online, Rabu (10/5/2023).
Menurutnya, SMK NU Banat memang memiliki visi yang jelas dalam menjaga kualitas yang berorientasi pada mutu lulusan yang baik dengan penguasaan iptek dan imtak serta kompetitif di tingkat nasional maupun global.
“Oleh karena itu saya selalu memotivasi para siswi-siswi untuk dapat berprestasi di tingkat nasional dan internasional. Itu juga menjadi target kita di setiap tahunnya untuk bisa berprestasi,” ungkap Lilik.
Ia mengaku banyak prestasi yang ditorehkan oleh anak didiknya dan mampu memamerkan produk-produk busana ke berbagai negara, seperti Jepang, Paris, Singapura dan yang terbaru adalah Hongkong. “Melalui ajang-ajang kompetisi kami mulai mengirim siswi-siswi terbaik kami untuk mengikuti ajang fashioan," terang Lilik.
Dia menerangkan, tidak hanya laku di pasar internasional, produk busana yang dibuat oleh siswi SMK NU Banat juga terbukti dapat diterima di pasar lokal dengan banyaknya pembeli yang kembali memesan kembali. Pihaknya memasarkan secara offline di butik zelmira milik SMK NU Banat dan secara online bekerja sama dengan salah satu e-commerce.
Dihubungi secara terpisah, salah satu siswa yang hasil karya busananya dipamerkan di Hongkong, Efi Afifah menuturkan bahwa pengalaman pertamanya itu membuat dia sangat bahagia dan terkesan.
“Banyak sekali pelajaran yang bisa saya ambil. Khususnya dalam proses belajar selama di SMK NU Banat yang sangat bermanfaat. Proses pembelajaran yang lebih menekankan praktik itu membuat kita produktif. Selain itu siswi tidak hanya dituntut untuk bisa menjahit saja, tapi juga harus mampu mendesain yang dapat diterima oleh pasar,” terang Efi.
Baginya sangat penting untuk mengetahui sejarah industri fashion, menguasai pola-pola, belajar memadukan warna dan pattern, menguasai jenis kain, sampai bagaimana cara membuat foto produk dan pemasarannya.
Siswi kelas 12 itu membenarkan bahwa busana modest wear menjadi ciri khas yang diajarkan oleh sekolah, karena tetap cocok digunakan oleh orang yang berhijab maupu yang non-hijab, terlihat simpel namun tetap unik dan nyaman digunakan.
“Untuk produk yang kemarin dipamerkan di Hongkong saya mengusung Interwened Wastra Indonesia yaitu kain tenun dan lurik. Sehingga kearifan lokal bangsa Indonesia dapat dipamerkan di sana,” jelas gadis kelahiran Undaan, Kudus itu.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh salah satu guru mata pelajaran Produktif Busana, Hima. Menurutnya dalam pembuat produk ia selalu mengajarkan untuk membuatnya sesuai kebutuhan pasar. Artinya produk yang dibuat sifatnya global dan mudah diterima masyarakat termasuk dengan modest wear.
“Untuk lebih mudah memberikan pengajaran kepada siswi-siswi kami memberikan contoh secara nyata. Ketika mungkin sebagian dari mereka merasa sulit dalam penerimaan maka kami dengan senang hati mengulangi materinya sehingga anak-anak lebih memahaminya,” ucap Bu Hima.
Tercatat ada beberapa ajang busana nasional dan internasional yang pernah diikuti SMK NU Banat Kudus. Mereka pernah mengikuti ajang Indonesia Fashion Week di Jakarta tahun 2015 untuk pertama kalinya. Kemudian fashion week tahun 2016, pameran dagang di Hongkong tahun 2016 dan 2017, Asia Students Award di Jepang tahun 2018, Muslim Fashion Festival (MUFFEST) di Jakarta tahun 2018.
Pada tahun 2018 juga ikut dalam event Spring/summer di Maranata Bandung, Fashion show “La Moe Sur La Seine” di Paris 2018, Pameran Dagang di Paris tahun 2018, Modest Fashion Project di Jakarta Tahun 2019, Kriya Nusa Balai Kartini Jakarta Tahun 2019, Release Collection “Sumba Sundara” Tahun 2020.
SMK NU Banat juga pernah mengikuti Release Collection “Luwur” Jogja Fashion Week tahun 2021, Muslim Fashion Festival di Jakarta tahun 2021, Jakarta Muslim Fashion Week tahun 2022, Modest Young Design Competition (MYDC) di Jakarta tahun 2023, Muslim Fashion Festival di Jakarta tahun 2023, dan Hongkong Fashion Week tahun 2023.
Kontributor: Afina Izzati
Editor: Fathoni Ahmad