Kasih Sayang Mbah Mad Watu Congol pada Orang Ingin Haji tapi Tak Mau Shalat
Ahad, 11 Juni 2023 | 13:30 WIB
Jakarta, NU Online
Wakil Rais Syuriyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah KH Achmad Chalwani Nawawi mengajak semua pihak untuk mendahulukan kasih sayang dari pada ilmu dalam menghadapi keragaman yang ada di tengah-tengah masyarakat. Sikap ini juga yang telah dipesankan oleh Syekh Abdul Qadir Jailani dalam kalimat bijaknya.
"Syekh Abdul Qadir berkata: Kamu menghadapi masyarakat, jangan dihadapi dengan ilmumu dulu. Hadapilah dengan kasih sayangmu dulu," kata Kiai Chalwani, Pengasuh Pesantren An-Nawawi Purworejo, Jawa Tengah ini tayagan video video NU Online: Kisah Nyata Orang Ingin Haji, Tapi Belum Mau Shalat diunggah Ahad (11/6/2023).
Pesan ini pula yang sudah dipraktikkan dan diteladankan oleh para ulama Nusantara dalam menghadapi masyarakat. Di antaranya yang dicontohkan Kiai Achmad Abdul Haq, Watucongol (Mbah Mad) saat menghadapi seseorang kaya raya hobi sabung ayam dan ledek (penari perempuan), yang ingin berangkat haji, namun tidak mau shalat lima waktu.
"Mbah, saya punya uang banyak. Saya keburu ingin haji, tapi belum mau shalat. Bagaimana, Mbah?” kata Kiai Chalwani mengisahkan.
Dengan kasih sayang dan kelapangan jiwa, Mbah Mad berkata: "Ya sudah, sana, tak apa-apa daftar haji, tidak ada syarat haji harus shalat dulu."
Karena sudah mendapat restu Mbah Mad maka orang kaya ini mendaftar haji. Selama manasik bersama calon jamaah haji lainnya, ia pun tidak mau shalat.
"Kok tidak shalat sendiri, kenapa?" tanya seorang jamaah.
"Aku belum akan shalat, yang penting mau haji, karena Mbah Mad sudah membolehkan," jawabnya.
Saatnya pun tiba, orang kaya ini berangkat ke Tanah Suci pada gelombang pertama menuju Madinah. Hari pertama di Madinah, ia masih tidak mau shalat. Namun di hari kedua, tiba-tiba ia menangis tersedu-sedu dan ingin melaksanakan shalat.
"Allah itu mengubah orang buruk banget jadi baik banget sangatlah mudah. Mengubah orang baik banget jadi buruk banget sangat mudahnya. Maka orang itu belum pasti, serba belum pasti," ungkap Kiai Chalwani.
“Jangan sering merasa paling hebat, paling tebal imannya, karena orang itu belum pasti,” imbuhnya.
Sepulang dari haji, orang kaya ini pun semakin dermawan dengan mengamalkan hartanya untuk berbagai kepentingan sosial seperti membangun masjid dan jalan.
Kisah bijak lain yang disampaikannya di antaranya kasih sayang Kiai Muslih Mranggen (Demak) yang mengizinkan seseorang yang tidak pernah shalat untuk masuk tarekat. Begitu juga Mbah Chudlori Tegalrejo yang memilih untuk membeli gamelan dari pada membangun masjid ketika ada dua kubu masyarakat yang memiliki perbedaan keinginan. Kebijakan dari para ulama inilah yang membawa kemaslahatan di tengah-tengah masyarakat.
Pewarta: Muhammad Faizin
Editor: Kendi Setiawan