Kongres Ke-13 JATMAN Tetapkan 9 Anggota AHWA untuk Pilih Rais dan Mudir 'Ali
Sabtu, 21 Desember 2024 | 19:00 WIB
Kongres Ke-13 JATMAN, Sabtu (21/12/2024) di Asrama Haji Donohudan Boyolali, Jawa Tengah. (Foto: dok. PBNU)
Boyolali, NU Online
Kongres Ke-13 Jam’iyyah Ahlith Thariqah Al-Mu’tabarah An-Nahdliyah (JATMAN) di Asrama Haji Donohudan, Boyolali, Jawa Tengah, resmi dibuka oleh Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar di depan ribuan utusan dari berbagai daerah, Ahad (21/12/2024).
Sidang pleno III Kongres Ke-13 JATMAN menetapkan 9 orang Ahlul Halli wal Aqdi (AHWA) yang akan memilih Rais 'Ali dan Mudir 'Ali periode 2024-2029 dalam tubuh organisasi tarekat di bawah naungan NU ini.
Berikut adalah nama 9 Anggota AHWA yang ditetapkan peserta Kongres JATMAN ke-13 dalam sidang pleno:
- KH Anwar Iskandar (unsur PBNU)
- KH Masyhuri Malik (unsur PBNU)
- KH Achmad Chalwani Nawawi (unsur Mursyid)
- KH Fathul Huda (unsur Mursyid)
- KH Ali Qhoishor (unsur Mursyid)
- KH Zainal Arifin Ma'sum (unsur Idaroh Wustho Jawa Tengah)
- KH. Mushtofa Badri (unsur Idaroh Wustho Jawa Timur)
- KH. Zamzami (unsur Idaroh Wustho Jawa Barat)
- KH. Syamsudin (unsur Idaroh Wustho Sumatera Selatan)
Pimpinan sidang Pleno III Kongres JATMAN ke-13 KH Sarmidi Husna menyampaikan bahwa 9 anggota AHWA tersebut sudah dimusyawarahkan.
"Sebelum sidang pleno, musyawarah Rais Idaroh Wustho se-Indonesia pada tgl 21 Desember 2024 menyepakati anggota AHWA tersebut," terang Kiai Sarmidi, kepada NU Online. Sehingga, lanjutnya, peserta sidang pleno tinggal menetapkan.
Kiai Sarmidi juga menambahkan bahwa untuk kepengurusan lengkap JATMAN 2024-2024 mendatang, nantinya yang akan menyusun adalah tim formatur.
Perubahan Nomenklatur
Sebelumnya, sidang pengesahan tata tertib yang dipimpin oleh Wakil Ketua Umum PBNU H Amin Said Husni membacakan beberapa perubahan atau penyesuaian, yang selanjutnya, apabila telah disepakati oleh forum, akan menjadi rujukan penamaan untuk sesi-sesi berikutnya.
"Beberapa penyesuaian pada permusyawaratan JATMAN ini antara lain: nama permusyawaratan yang semula disebut Muktamar, diubah menjadi Kongres," ucapnya.
Kedua, terkait dengan penamaan jabatan di JATMAN, yang sebelumnya menggunakan istilah Rais 'Aam, diubah menjadi Rais 'Ali. Begitu pula untuk Mudir 'Aam menjadi Mudir 'Ali.
"Di NU, istilah jabatan Rais 'Aam hanya satu saja di PBNU, sedangkan untuk Banom kita lakukan penyesuaian menjadi Rais 'Ali, " lanjut Amin Said.
Penyesuaian lain, yakni terkait tata cara pemilihan Rais dan Mudir 'Ali, sekaligus tim formatur, terlebih dahulu akan diadakan musyawarah untuk mufakat AHWA yang mencerminkan keterwakilan peserta Kongres.
Setelah membacakan sejumlah penyesuaian pada sidang pengesahan tata tertib, Amin Said pun menanyakan persetujuan kepada forum.
"Apakah bisa kita sahkan. Setuju?" tanya Amin Said, yang lalu dijawab kompak oleh peserta Kongres. "Setuju!" kata peserta, yang lalu disambut ketukan palu.