LPBINU: La Nina Berkepanjangan Picu Banjir dan Longsor
Selasa, 18 November 2025 | 11:00 WIB
Jakarta, NU Online
Lembaga Penanggulangan Bencana dan Iklim Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LPBI PBNU) meningkatkan kewaspadaan menghadapi potensi bencana hidrometeorologi pada penghujung tahun. Curah hujan yang tinggi akibat La Nina berkepanjangan diperkirakan memicu banjir, tanah longsor, dan angin kencang di berbagai wilayah Indonesia.
Anggota LPBI PBNU, Affan Rozi, menjelaskan bahwa fenomena La Nina yang berlangsung sejak 2024 hingga 2025 menyebabkan musim penghujan terjadi hampir sepanjang tahun. Kondisi ini membuat tanah tidak mampu lagi menyerap air sehingga risiko longsor dan banjir meningkat signifikan.
“Badai La Nina sedang melanda Asia Tenggara yang tahun dari tahun 2024 sampai tahun 2025 ini kita mengalami memang tidak pernah putus. Jadi memang di tahun 2025 ini kita mengalami musim penghujan sepanjang tahun,” ujarnya kepada NU Online, Senin (17/11/2025).
Ia menambahkan bahwa biasanya puncak musim hujan berada pada Oktober hingga Januari, tetapi tahun ini kondisi basah berlangsung lebih panjang dan intens.
“Artinya pembukaan tanah kita ini memang sudah sangat basah, sudah tidak bisa menanggung lagi air-air hujan yang turun, memicu bencana hidrometeorologi ini meningkat,” katanya.
Affan menyampaikan bahwa relawan LPBINU di tingkat kabupaten dan kota telah dibekali Standar Operasional Prosedur (SOP) kebencanaan, termasuk pemahaman terhadap Peta Kawasan Rawan Bencana (KRB). Pemetaan dilakukan berdasarkan karakteristik tiap daerah yang berbeda mulai dari banjir bandang, tanah bergerak, hingga longsor.
“LPBINU sendiri sudah punya SOP untuk menanganan kedaruratan bencana di wilayahnya masing-masing. Kita juga sudah sosialisasi kepada para relawan LPBI di kabupaten dan kota mengenai Peta Kawasan Rawan Bencana atau Peta KRB,” katanya.
Ia menyampaikan bahwa sosialisasi dan pelatihan evakuasi mandiri terus diberikan kepada masyarakat agar dapat bertindak cepat saat bencana terjadi.
LPBINU juga mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kesiapsiagaan pribadi dan tidak panik ketika menghadapi potensi bencana di akhir tahun. Affan menekankan pentingnya menyiapkan perlengkapan darurat serta mengamankan dokumen berharga agar tidak rusak saat banjir.
“Untuk masyarakat bisa kita kalau memang disadarin bahwa masuk dalam keawasan yang rawan bencana kita harus siapkan beberapa perlengkapan darurat. Kalau ada barang atau surat yang penting sudah di-packing di masing-masing juga. Surat-surat berharga dianjurkan disimpan di tempat tinggi agar tidak terendam ketika banjir melanda,” jelasnya.
Affan juga meminta para relawan LPBINU dan masyarakat selalu memantau informasi resmi dari pemerintah untuk memastikan respons cepat dan tepat ketika kondisi darurat terjadi.
“Memperbarui informasi cuaca dan potensi bencana atau memantau perkembangan melalui situs resmi yang dimiliki oleh pemerintah, baik BMKG atau BNPB,” katanya.