Gus Yahya (depan, tengah) bersama kiai lain di kediaman Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar di Surabaya, Selasa (13/8/2024). (Foto: dok. LTN PBNU)
Surabaya, NU Online
Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf mendapatkan mandat penuh dari Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar untuk segera memperbaiki Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Mandat ini diberikan Rais Aam setelah sebelumnya ratusan kiai berkumpul di Pesantren Tebuireng dan menyepakati memberikan “Mandat Tebuireng” kepada Rais Aam PBNU untuk “ndandani” (memperbaiki PKB).
“Kemarin Kiai berkumpul (di pesantren Tebuireng). Mendalami masalah-masalah terkait hubungan PBNU dan PKB,” kata Gus Yahya di kediaman Rais Aam PBNU, Pondok Pesantren Miftachus Sunnah Surabaya, Selasa (13/8/2024).
Setelah mendapatkan “Mandat Tebuireng”, Rais Aam PBNU KH Miftachul Ahyar hari ini memanggil Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf yang kebetulan berada di Surabaya.
“Saya tadi mendapatkan perintah langsung dari Rais Aam untuk menindaklanjuti laporan dari para kiai,” kata Gus Yahya.
Gus Yahya mengaku akan segera merumuskan sejumlah langkah memperbaiki PKB menjelang partai itu menyelenggarakan Muktamar di Bali pada 24-25 Agustus 2024. Menurut Gus Yahya, masalah antara PKB dan PBNU sebenarnya bukanlah masalah baru.
“Ini berlangsung lama sudah lebih dari 15 tahun. Masalah di dalam hubungan PKB dan NU ini sudah lama sekali. Tapi selama ini belum pernah dilakukan upaya-upaya yang masif mengelolanya,” kata Gus Yahya.
Turut hadir dalam pertemuan di kediaman Rais Aam PBNU kali ini adalah Pengasuh Pesantren Lirboyo, KH Anwar Manshur; Pengasuh Pesantren Sidogiri KH Nurhasan; Pengasuh Pesantren Tebuireng KH Abdul Hakim Mahfudz; Wakil Rais Aam PBNU sekaligus Pengasuh Pesantren Al Amin Kediri KH Anwar Iskandar; Pengasuh Pesantren Zainul Hasan Genggong KH Mutawakil Alallah, serta sejumlah kiai lainnya yakni perwakilan kiai dari Indonesia timur dan Indonesia bagian barat.
Sebelumnya, ratusan kiai struktural dan pengasuh pesantren berkumpul di Pesantren Tebuireng, Jombang, Senin (12/8/2024). Dalam pertemuan yang dipimpin tim Pansus PKB (tim bentukan PBNU) KH Anwar Iskandar dan KH Amin Said Husni itu, para kiai menyampaikan keresahannya.
Pertemuan dihadiri Pengasuh Pesantren Lirboyo KH Anwar Manshur, pengasuh pesantren Tebuireng KH Abdul Hakim Mahfudz serta para Rais Syuriyah PCNU maupun kiai pesantren dari Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Sumatera Utara, dan Sulawesi Selatan.
“Bisa saya simpulkan ada dua kesepakatan dalam pertemuan ini yakni. Pertama, para kiai sepakat bahwa antara PBNU dan PKB memiliki hubungan ideologis, historis, politis, organisatoris, dan kultural,” kata KH Anwar Iskandar saat membacakan hasil kesepakatan.
Kesepakatan kedua, para kiai meminta PBNU segera mengambil langkah strategis dalam rangka perbaikan PKB ke depan. Menurut Amin Said Husni, kesepakatan tersebut diambil setelah para kiai merasa bahwa PKB selama ini semakin jauh dari marwah utama saat partai itu didirikan oleh PBNU.