Nasional

Menerapi Pengungsi Banjir Lebak dengan 'Syukur Nafs'

Kamis, 23 Januari 2020 | 14:00 WIB

Menerapi Pengungsi Banjir Lebak dengan 'Syukur Nafs'

Ratusan pengungsi terdampak banjir bandang Lebak, Banten mengikuti trauma healing yang diisi dengan metode 'Syukur Nafs' oleh Wakil Sekretaris LTM PBNU Ali Sobirin (Foto: LTM PBNU)

Lebak, NU Online
Ratusan pengungsi mulai dari anak-anak, remaja, ibu-ibu, bapak-bapak, hingga ibu hamil warga terdampak banjir bandang Lebak mengikuti kegiatan trauma healing di Dodiklatpur Rindam III Siliwangi Lebak, Banten, Kamis (23/1).
 
Trauma healing diberikan Wakil Sekretaris LTM PBNU, Ali Sobirin. Mas Also, demikian sapaan akrabnya mula-mula mengajak seluruh pengungsi melektakan jari telunjuk di bawah lubang hidung mereka.
 
"Coba bernapas, dan rasakan napas itu di jari telunjuk anda semua. Masih ada? Artinya kita masih hidup. Alhamdulillah," lantangnya disambut dengan suara para pengungsi yang ikut meneriakan kata Alhamdulillah bersamaan.

Pada tahap berikutnya, Mas Also memberikan kalimat-kalimat stimulan untuk membangkitkan semangat para pengungsi.
 
"Kita harus terus bergerak dengan penuh keyakinan bahwa hidup kita akan terus naik-meningkat, naik-meningkat, naik-meningkat," kata Mas Also seraya mengangkat tangannya. Seluruh pengungsi tampak mengikuti gerakan tersebut.
 
Metode yang digunakan Mas Also dalam trauma healing kali ini adalah metode syukur nafs. Menurutnya metode ini adalah metode paling mudah yang bisa digunakan untuk membangkitkan semangat.
 
"Napas adalah anugerah paling mendasar yang diberikan Allah Swt kepada kita. Napas yang diberikan secara cuma-cuma ini harus digunakan sebagai modal dasar kita melakukan hal-hal baik bagi kita sendiri ataupun lingkungan sekitar kita. Itulah salah satu cara mensyukuri nikmat yang berwujud napas ini," tegasnya.
 
Kegiatan trauma healing ini merupakan salah satu rangkaian dari kunjungan tim LTM PBNU ke lokasi terdampak banjir bandang di Kabupaten Lebak. Dodiklatpur Rindam III Siliwangi Lebak merupakan salah satu titik lokasi yang dikunjungi.
 
Lokasi yang menjadi salah satu pengungsian ini ditempati oleh sekitar 200 KK warga Kecamatan Lebak Gedong. Mereka telah berada di pengungsian tersebut selama dua pekan sejak pemukiman mereka hancur diterjang banjir bandang awal Januari lalu.
 
Editor: Kendi Setiawan