Jakarta, NU Online
23 hari sejak terjadi bencana banjir bandang di Kabupaten Lebak, Banten, Rabu (1/10) lalu, NU Peduli yang terdiri dari seluruh komponen lembaga dan badan otonom (Banom) Nahdlatul Ulama (NU) di Banten masih bertahan di lokasi pengungsian. Hal itu dilakukan agar ketika masyarakat membutuhkan pertolongan NU dengan cepat dapat membantunya.
Ketua Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kabupaten Lebak, Deden Al-Farhan menuturkan, Ansor-Banser masih berada di daerah-daerah yang menjadi tempat mengungsi ribuan warga. Antara lain di Kecamatan Cipanas, Sajira, dan Cimarga.
Ansor-Banser bersama lembaga dan Banom NU yang lain, kata dia, bahu membahu merehabilitasi keadaan psikologi masyarakat dan lingkungan yang rusak parah akibat banjir. Selain itu, NU Peduli juga masih terus membuka donasi untuk disalurkan kepada masyarakat terdampak banjir bandang tersebut.
“23 hari pasca bencana. Alhamdulillah NU di daerah-daerah lain mulai berdatangan untuk ikut meringankan beban saudara-saudara kita. Rabu, 15 Januari 2020 lalu misalnya, rombongan NU Lampung Timur terdiri dari PCNU, Muslimat, Ansor, Fatayat, PMII, IPNU. Kemudian unsur lainnya ialah PKB dan Karang Taruna menyerahkan bantuan berupa 800 sak semen, 50, 2 dus mie instant dus buku dan alat tulis, pakaian layak pakai dan sembako,” katanya kepada NU Online, Rabu (23/1) siang.
Ia bersyukur, masyarakat seluruh Indonesia ikut peduli terhadap kondisi masyarakat yang ada di Kabupaten Lebak. Saat ini, ucap dia, masyarkat mulai dari nol untuk membangun rumah dan tempat tinggalnya. Bahkan, jembatan yang menjadi akses penghubung antardesa di Cimarga dan Sajia belum dapat dibangun. Untuk itu, pihaknya membantu masyarakat membuat jalan sementara yang terbuat dari bahan seadanya.
“Terima kasih kepada seluruh masyarakat yang menjadi bagian dari KBNU seluruh Indonesia. Bantuan ini terlebih dahulu akan kami prioritaskan kepada pondok pesantren yang hanyut, agar segera bisa kembali membangun pondoknya sehingga proses belajar mengajar keagamaan bisa secepatnya berjalan, jangan terlalu lama terhenti, kita harus menjaga semangat anak-anak santri dan Kiai yang semangat serta ikhlas belajar mengajar,” ucapnya.
Kontributor: Abdul Rahman Ahdori
Editor: Syamsul Arifin