Lebak, NU Online
Lembaga Takmir Masjid (LTM) PBNU kembali mengunjungi warga terdampak banjir bandang, Rabu (22/1). Wilayah yang dikunjungi kali ini adalah Banten. Kunjungan dilaksanakan di empat titik terdampak banjir bandang di kabupaten Lebak.
Tim LTM PBNU bertolak dari Gedung PBNU Kramat Raya Jakarta Pusat pukul 07.00 WIB. Titik pertama yang dikunjungi adalah Dodiklatpur Rindam III Siliwangi Lebak. Titik ini merupakan salah satu tempat pengungsian warga terdampak banjir warga Kecamatan Lebak Gedong.
Beberapa fasilitas yang tersedia di tempat pengungsian ini adalah barak-barak tempat tinggal sementara bagi pengungsi, dapur umum, aula serbaguna biasa digunakan para relawan untuk memberikan berbagai pembekalan, termasuk trauma healing bagi pengungsi. Trauma healing ini diisi oleh Wakil Sekretaris LTM PBNU yang juga Master Trainer Teknologi Ruh. Selain itu juga disediakan bilik asmara dan pos kesehatan.
Selain fasilitas-fasilaitas di atas, pengungsi juga dibiasakan untuk menjaga kebersihan lingkungan. Hal tersebut tampak dari lingkungan sekitar posko yang bersih, bebas dari sampah. Salah seorang relawan menjelaskan pembiasaan tersebut diharapkan dapat diterapkan di tempat pengungsi tinggal nantinya.
Titik selanjutnya yang dikunjungi adalah Pondok Pesantren Al-Hikmah Sajira Barat Kecamatan Sajira. Jembatan yang merupakan akses menuju pesantren tersebut terputus oleh arus banjir yang datang pada awal Januari lalu. Karena itu, warga kampung sekitar pesantren ini pun terisolir. Untuk menyeberang ke kampung lain mereka harus menggunakan perahu karet yang telah disediakan.
Selanjutnya, LTM mengunjungi Desa Banjar Irigasi Kecamatan Lebak Gedong.
Seperti desa sebelumnya, jembatan penghubung di desa ini juga mengalami kerusakan akibat diterjang banjir. Titik terakhir yang dikunjungi adalah Kecamatan Cipanas.
Kunjungan tim LTM PBNU terlaksana setelah berkordinasi dengan ketua PCNU Kabupaten Lebak, KH Aep Saepudin.
Beberapa waktu yang lalu LTM PBNU juga mengunjungi dan memberikan bantuan bagi warga terdampak banjir di Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Editor: Kendi Setiawan