Mengurai Peluang dan Tantangan Pesantren Indonesia di Luar Negeri
Sabtu, 28 Desember 2024 | 04:30 WIB
Jakarta, NU Online
World Moslem Studies Center (Womester) menggelar webinar bertajuk Peluang dan Tantangan Pesantren Internasional Indonesia di Luar Negeri pada Kamis (26/12/2024).
Webinar menghadirkan sejumlah narasumber, di antaranya Direktur Womester Prof KH M Noor Harisudin, Direktur Pendidikan Diniah dan Pondok Pesantren Kementerian Agama (PD Pontren Kemenag) Basnang Said, dan Pengasuh Pesantren NU di Jepang Achmad Ghazali.
Sebanyak seratus lebih peserta hadir dalam acara ini, termasuk pengurus PCINU dari Kanada-AS dan Belanda, akademisi, pengurus RMI Jawa Timur, pengasuh pesantren, serta dosen dan mahasiswa perguruan tinggi.
Prof KH M Noor Harisudin menyampaikan bahwa pesantren harus berani menyebarkan ajaran Islam rahmatan lil alamin ke seluruh dunia.
“Pesantren Internasional Indonesia adalah pesantren yang didirikan di luar negeri oleh masyarakat Indonesia untuk misi Islam yang rahmatan lil alamin, dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia,” jelasnya.
Ia juga menegaskan pentingnya pesantren yang beroperasi di luar negeri tetap berlandaskan pada kerangka NKRI, sesuai dengan Pasal 5 UU Nomor 18 Tahun 2019 tentang Pesantren.
Sementara itu, Pengasuh Pesantren NU At-Taqwa Jepang, Achmad Ghazali membahas peluang dan tantangan pesantren di Jepang.
"Ada empat peluang utama untuk pesantren di Jepang yaitu adanya komunitas Indonesia yang besar, ketiadaan pendidikan agama di sekolah-sekolah Jepang, pesatnya perkembangan dakwah, dan banyaknya anak Indonesia yang lahir di Jepang,” sebutnya.
Namun, ia juga menyebutkan beberapa tantangan, seperti kurangnya model pesantren yang diakui secara formal, minimnya sumber daya manusia pengajar, keterbatasan fasilitas dan pendanaan, serta jam sekolah yang panjang di Jepang.
Kiai Ghazali menceritakan tentang Pesantren NU at-Taqwa yang ia dirikan di Kota Koga, Provinsi Ibaraki, Jepang, di atas lahan
seluas 910 meter persegi. Pesantren ini dilengkapi dengan masjid, ruang kelas, fasilitas pendukung, dan berbagai fasilitas lainnya.
Ia bertanya, “Apakah yang ada di Jepang sudah disebut pesantren?” sebagai refleksi terhadap pengakuan formal terhadap pesantren di luar negeri.
Direktur PD Pontren Kemenag, Basnang Said mengapresiasi upaya pesantren NU di Jepang.
“Ini mungkin yang pertama kali. Kami sangat mengapresiasi ini sebagai pesantren internasional Indonesia pertama, dan nanti bisa masuk dalam sistem kami,” ujarnya.
Basnang mengatakan, webinar ini menjadi wadah penting untuk mendiskusikan langkah-langkah strategis dalam mengembangkan pesantren Indonesia di luar negeri sebagai bagian dari dakwah Islam yang moderat dan membawa nilai-nilai luhur bangsa Indonesia.