Jakarta, NU Online
Ada banyak cara untuk memperingati hari Pahlawan yang jatuh setiap 10 November. Di antaranya dengan mengharumkan nama bangsa melalui prestasi yang dapat dipersembahkan terutama dengan menjuarai kejuaraan di level internasional.
Bagi atlit reli nasional Rizal Harsya Sungkar berhasil memenangi lomba dan mengibarkan bendera merah putih adalah upaya kepahlawanan yang bisa dia berikan pada bangsa.
“Sebagai atlit dari cabang otomotif, bisa memenangi pertandingan dan mengkibarkan bendera Merah Putih di luar negeri dari atas podium di luar negeri adalah salah untuk cara menjadi pahlawan,” ujar Rizal Harsya Sungkar, di Jakarta, Jumat (9/11).
Dengan memenangi kejuaraan internasional, pria kelahiran Jakarta, 24 Agustus 1981 ini meyakini bahwa dirinya telah memberikan yang terbaik yang bisa dilakukan untuk bangsa. “Tentunya ini membuktikan bahwa Indonesia adalah negara yang memang aman, tentram karena rakyatnya juga bisa menunjukkan prestasinya di luar negeri,” kata adik kandung pereli internasional Rifat Sungkar ini.
Namun demikian setiap manusia itu punya talenta masing-masing yang tidak hanya di bidang olah raga saja, tapi bisa prestasi lainnya termasuk di bidang ilmu pengetahuan yang sesuai dengan keahlian masing-masing orang.
“Jadi ada berbagai macam cara kita bisa berangkat sebagai representasi dari Indonesia dan tentunya semua itu awalnya juga dari perjuangan yang sangat keras,” katanya.
Lebih jauh, ia meyakini bahwa seluruh rakyat Indonesia mempunyai cita-cita yang tinggi untuk mengisi kemerdekaan. “Jadi sudah saatnya generasi milenial ini menjadi pahlawan dengan membawa nama Indonesia ke pentas dunia untuk kemajuan negeri ini,” kata pria yang barus saja memastikan sebagai Juara Nasional Sprint Rally musim 2018 ini.
Dalam kesempatan yang sama ia menyayangkan banyaknnya konten hoaks di media sosial. Ia menyebut hal itu berdampak buruk bagi pemuda karena dapat menyebabkan menurunnya prestasi kelompok pemuda. Hoaks di media sosial bisa menyebabkan hal yang lebih buruk lagi yakni perpecahan.
Maka dari itu ia meminta generasi muda agar lebih bijak dalam menggunakan media sosialnya. "Kita harus menjadi pahlawan di media sosial demi menjaga persatuan. Kalau informasi itu positif demi kebaikan bangsa ya silahkan dibagikan, tetapi kalau tidak positif dan bisa merusak persatuan di antara kita ya cukup selesai sampai di situ saja,” kataya mengingatkan. (Red: Ahmad Rozali)