Nyai Sinta Nuriyah: Berkat Gusdurian, Gagasan Gus Dur Terus Berkembang
Jumat, 18 Desember 2020 | 00:30 WIB
Jakarta, NU Online
Ny Hj Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid mengungkapkan, berkat kerja-kerja kebudayaan yang terus dilakukan para aktivis Gusdurian, gagasan dan perjuangan Gus Dur hingga kini masih hidup. Bahkan, terus mengalami perkembangan.
Nyai Sinta mengaku bahagia. Sebab menurutnya, gagasan dan perjuangan Gus Dur adalah cerminan dari penegakan nilai serta harkat kemanusiaan. Dengan kata lain, jika gagasan Gus Dur terus hidup berarti perjuangan terhadap kemanusiaan akan terus eksis.
Hal tersebut diungkapkan dalam Peringatan Haul Gus Dur ke-11 secara virtual, pada Rabu (16/12) malam. Acara Haul Gus Dur itu sebagai penutup dari berbagai rangkaian agenda Temu Nasional (Tunas) Gusdurian 2020 yang digelar selama sepuluh hari, sejak 7 Desember lalu.
Menurut Nyai Sinta, segala tindak-tanduk yang dilakukan aktivis Gusdurian merupakan bagian kerja kebudayaan untuk membangun peradaban. Ia merasa bangga karena di tengah impitan suasana pandemi Covid-19 yang mengancam kehidupan manusia, Gusdurian tetap menjalankan kerja-kerja kebudayaan.
“(Kerja kebudayaan adalah) suatu kerja yang tidak hanya menguras tenaga dan pikiran tetapi juga memerlukan komitmen dan pengorbanan. Ini merupakan sesuatu yang sangat membanggakan,” ungkap penerima gelar Doktor Honoris Causa bidang Sosiologi Agama dari UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ini.
Nyai Sinta mengutip ungkapan suaminya bahwa kerja kebudayaan laksana berjalan di jalan yang terjal, licin, dan sunyi. Selain diperlukan kewaspadaan agar tidak mudah tergelincir. Dibutuhkan pula kekuatan fisik dan mental agar tak mudah jatuh dan patah.
“Oleh karena itu, hanya orang-orang yang memiliki stamina tinggi dan komitmen atau tekad kuat yang bisa bertahan di jalan ini. Apalagi dalam suasana seperti ini (pandemi Covid-19),” terangnya.
Komitmen Gusdurian
Nyai Sinta melanjutkan, ketika budaya pragmatisme begitu kuat mempengaruhi masyarakat, ia yakin para aktivis Gusdurian adalah anak-anak yang kuat, berkarakter, dan punya komitmen tinggi karena memilih jalan yang banyak dihindari orang.
Itulah yang membuatnya bangga kepada seluruh aktivis Gusdurian. Ia merasa bahagia karena perjuangan dan gagasan Gus Dur ternyata tidak hilang dan berhenti setelah wafatnya Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) masa khidmat 1984-1999 itu pada 30 Desember 2009.
“Apa yang dilakukan para aktivis Gusdurian membuktikan bahwa eksistensi perjuangan dan pemikiran Gus Dur tidak hanya berada pada kubu-kubu teks. Akan tetapi juga pada laku hidup yang nyata,” katanya.
Kemudian ia berharap, Tunas Gusdurian 2020 berhasil merumuskan sesuatu yang benar-benar memberikan manfaat bagi umat. Khususnya, bagi para aktivis Gusdurian itu sendiri. Tak hanya itu, Nyai Sinta berdoa agar pertemuan nasional itu dapat membawa berkah kepada siapa saja.
“(Sehingga) bisa menjadi suluk yang menerangi dan menghidupkan harapan yang hampir punah akibat tekanan kehidupan di era pandemi ini,” harapnya.
“Akhirnya, saya berdoa semoga para aktivis Gusdurian tetap diberi ketabahan dan kekuatan dalam memperjuangkan nilai-nilai dan gagasan Gus Dur. Tetap sehat sehingga bisa menjalankan kegiatan yang bermanfaat untuk sesama,” pungkasnya.
Pewarta: Aru Lego Triono
Editor: Musthofa Asrori