Alissa Wahid Tegaskan Gusdurian Harus Terus Membersamai Rakyat
Rabu, 9 Desember 2020 | 03:05 WIB
Aru Lego Triono
Kontributor
Jakarta, NU Online
Koordinator Nasional Jaringan Gusdurian Alissa Wahid mengungkapkan bahwa perjalanan bangsa Indonesia menuju perubahan yang lebih baik, masih sangat banyak. Negeri ini butuh orang-orang yang berkeinginan untuk bertindak, bergerak, dan terus belajar.
“Kalau kita mendaku bahwa kita adalah milik Gus Dur maka kita tidak bisa tinggal diam. Kalau kita mendaku murid Gus Dur, kita tidak bisa tidak bergerak. Tidak bisa meninggalkan prinsip-prinsip keluhuran yang harus dipegang dalam perjuangan kita,” sambungnya.
Hal itu diungkapkan Alissa saat menyampaikan orasi kebangsaan dalam pembukaan Temu Nasional (Tunas) Gusdurian 2020 secara virtual, pada Senin (7/12) malam. Acara ini juga disiarkan langsung melalui halaman facebook KH Abdurrahman Wahid.
Ditegaskan Alissa, saat terjadi ketidakadilan maka para penggerak Gusdurian harus berada paling depan untuk membersamai rakyat. Begitu pula ketika terdapat penindasan, Gusdurian harus bergerak.
“Saat ada (rakyat) yang dilemahkan, Gusdurian harus memperkuat. Saat ada yang dipinggirkan, Gusdurian harus menemani. Berat memang,” tutur putri sulung Gus Dur ini.
Walaupun demikian, Alissa tetap yakin bahwa saat seseorang memutuskan untuk bergabung dengan Jaringan Gusdurian berarti telah memilih untuk hidup dalam bayang-bayang itu. Berbagai nilai yang telah diteladankan Gus Dur, mesti jadi pedoman untuk menggerakkan masyarakat.
“Nilai-nilai spiritualitas, kemanusiaan, keadilan, kesetaraan, pembebasan dari setiap penindasan, persaudaraan, kesederhanaan, ksatria, dan kearifan lokal. Seorang Gusdurian pasti hidup dengan nilai-nilai itu,” tegas Alissa.
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa Gus Dur telah mengajarkan kepada para muridnya untuk terus tumbuh, mengasah nurani, berpikir besar, menatap jauh ke depan, sabar berproses, tangguh menghadapi kegagalan, dan menata langkah hari demi hari dan ruas demi ruas perjuangan.
“Gus Dur mengajarkan kepada kita agar tidak mudah kalah pada setiap segmentasi kegagalan dan kejatuhan. Tapi (harus) terus bergerak dan menggerakkan. Bukan tradisi Gus Dur untuk berpangku tangan, untuk duduk nyaman,” tegasnya.
Kini, tambah Alissa, sudah saatnya para murid Gus Dur yang tergabung dalam Jaringan Gusdurian untuk menjawab semua tantangan zaman. Hal itu untuk dapat mengambil posisi dalam setiap perubahan yang terjadi di masyarakat.
“Saatnya kita memproses diri (untuk) mendalami persoalan yang ada dan mencari solusi untuk persoalan ini. Saatnya kita mengambil tanggung jawab sebagai bangsa yang peduli dan berdaya. Saatnya kita bergerak dengan lebih lincah, saatnya kita menggerakkan masyarakat, saatnya kita memperkuat Indonesia,” harap Alissa.
“Gus Dur sudah meneladankan, saatnya kita melanjutkan,” pungkasnya.
Pewarta: Aru Lego Triono
Editor: Fathoni Ahmad
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
6
Rohaniawan Muslim dan Akselerasi Penyebaran Islam di Amerika
Terkini
Lihat Semua