Nasional

Nyai Sinta Terima Hadiah Lukisan Gus Dur Berbahan Cangkang Telur 

Sabtu, 20 Desember 2025 | 22:49 WIB

Nyai Sinta Terima Hadiah Lukisan Gus Dur Berbahan Cangkang Telur 

Lukisan Gus Dur yang di antara bahannya dari cangkang telur dipamerkan pada Haul Ke-16 di Ciganjur Sabtu (20/12/2025) (Foto: Suwitno/NU Online)

Jakarta, NU Online
Nyai Hj Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid menerima hadiah berupa lukisan bergambar Gus Dur yang berbahan cangkang telur.


Lukisan ini diserahkan oleh Pendiri Galeri Nayanika Antonius Alijoyo di atas Panggung Haul Ke-16 Gus Dur di Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan, pada Sabtu (20/12/2025) malam. 


Putri bungsu Gus Dur, Inaya Wulandari Wahid, yang bertugas sebagai pembawa acara menyatakan bahwa bentuk ekspresi cinta dari masyarakat kepada Gus Dur sangat beragam, termasuk lukisan yang sangat unik ini. Lukisan ini adalah karya seorang pelukis, Teguh J Dwiyono. 


"Ada banyak ekspresi kecintaan terhadap Gus Dur. Salah satunya akan ada penyerahan sebuah lukisan, lukisan unik sekali. Ini lukisannya menggunakan bahannya cangkang telur. Ini sangat unik ya, menggunakan cangkang telur," kata Inaya Wahid. 


Inaya Wahid mengeluarkan kelakar dengan me-roasting sang pelukis. Ia juga menyinggung soal Makan Bergizi Gratis (MBG). 


"Kalau nggak salah, Pak Teguh sudah 5 kali bisulan karena harus makan telur supaya cangkangnya bisa banyak untuk bisa membuat lukisan ini. Ini bagian dari MBG kayaknya," kelakar Inaya. 


Inaya menjelaskan, Teguh J Dwiyono dengan karyanya ini meraih rekor dari Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI) pada 2005 sebagai pelukis pertama di Indonesia yang berkarya dengan menggunakan cangkang telur. 


"Spesial ini karena telurnya banyak," kata Inaya, lagi-lagi berkelakar. 


Sebelum menerima hadiah lukisan ini, Nyai Sinta terlebih dulu menyampaikan taushiyah. Ia membeberkan berbagai tindakan Gus Dur yang selalu komitmen dalam membela rakyat. 


Nyai Sinta menekankan bahwa Gus Dur semasa menjadi Presiden RI dan Ketua Umum PBNU selalu mengaplikasikan kaidah tasharruful imam ala raiyah manuthun bil maslahah (kebijaksanaan pemimpin haruslah bertumpu pada kemaslahatan rakyatnya). 


Setelah tausiyah, Nyai Sinta mengajak hadirin untuk menyenandungkan Shalawat I'tiraf, yang ditulis oleh Abu Nawas. Shalawat ini sering disenandungkan Gus Dur semasa hidupnya. 


Nyai Sinta menyenandungkan Shalawat I'tiraf diiringi oleh alunan musik saksofon yang dimainkan Uskup Agung Semarang Aloysius Budi Purnomo.