Pembelajaran Tatap Muka belum Terealisasi, Dampak Sosial Negatif Mengintai
Ahad, 4 April 2021 | 11:00 WIB
Jakarta, NU Online
The World Bank melansir, penutupan sekolah di seluruh dunia akibat pandemi Covid-19 diperkirakan dapat mengakibatkan hilangnya pendapatan seumur hidup dari generasi yang saat ini berada di usia sekolah sebesar paling tidak US$10 triliun.
World Health Organization (WHO) juga menyatakan bahwa penutupan sekolah memiliki dampak negatif bagi perkembangan kesehatan, pendidikan, pendapatan keluarga, dan perekonomian secara keseluruhan.
UNICEF sendiri menyebut bahwa anak-anak yang tidak dapat mengakses sekolah secara langsung semakin tertinggal dan termarjinalisasi. Dampak sosial negatif lain yang berkepanjangan juga muncul seperti putus sekolah, penurunan capaian belajar, kekerasan pada anak, dan risiko eksternal lainnya.
Terkait dengan permasalahan ini, Indonesia sendiri masih menjadi satu dari empat negara di kawasan timur Asia dan Pasifik yang belum melakukan pembelajaran tatap muka secara penuh. Sementara 23 negara lainnya sudah.
"Delapan puluh lima persen negara di Asia Timur dan Pasifik telah melakukan pembelajaran tatap muka secara penuh. Berdasarkan kajian UNICEF, pemimpin dunia diimbau agar berupaya semaksimal mungkin agar sekolah tetap buka atau memprioritaskan agar sekolah yang masih tutup dapat dibuka kembali," ungkap Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Anwar Makarim di Jakarta.
Menyikapi hal ini Pemerintah Indonesia telah mengambil kebijakan untuk membuka pembelajaran tatap muka terbatas dan memberi layanan pembelajaran jarak jauh di daerah yang pendidik dan tenaga kependidikan (PTK) di satuan pendidikannya sudah divaksinasi Covid-19 secara lengkap. Hal ini tertuang pada Surat Keputusan Bersama (SKB) Empat Menteri tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19 yang diumumkan, Selasa (30/3).
Namun demikian, satuan pendidikan yang sudah ataupun dalam proses melakukan pembelajaran tatap muka terbatas walaupun PTK-nya belum divaksinasi tetap diperbolehkan melakukan tatap muka terbatas selama mengikuti protokol kesehatan dan sesuai izin pemerintah daerah.
"Salah satu tantangan terbesar adalah murid tidak bisa ke sekolah untuk berinteraksi dengan teman-teman sebayanya dan guru mereka. Manfaat pembelajaran tatap muka pada kenyataannya memang sulit untuk digantikan dengan pembelajaran jarak jauh," terang Nadiem dikutip dari laman Kemendikbud.
Pewarta: Muhammad Faizin
Editor: Kendi Setiawan