Siapkan Belajar Tatap Muka, Pesantren Ini Terapkan Prokes hingga ‘Ngaspal’ Jalan
Selasa, 2 Maret 2021 | 01:00 WIB
Suasana saat penutupan lubang jalan dengan aspal di jalan umum menuju pesantren Islam Bustanul Ulum, Pakusari, Jember. (Foto: NU Online/Aryudi A Razaq)
Aryudi A Razaq
Kontributor
Jember, NU Online
Pondok Pesantren Islam Bustanul Ulum, Desa/Kecamatan Pakusari Kabupaten Jember Jawa Timur, benar-benar siap menghadapi penerapan sekolah tatap muka. Pesantren tersebut telah melakukan sejumlah tahapan persiapan untuk menyongsong pembelajaran dengan tatap muka.
Persiapan tersebut tidak hanya terkait dengan protokol kesehatan (prokes), tapi juga pembenahan fisik jalan akses menuju kompleks pesantren yang mengusung jargon Kami Ada dan Berdiri karena Doa serta Harapan Fakir Miskin itu.
Pembenahan fisik jalan berupa penambalan jalan berlubang sepanjang 5 kilometer dilakukan Senin (1/2). Jalan yang menghubungkan Pakusari dengan Kecamatan Kalisat itu memang rusak cukup parah karena lubang bertebaran di sana-sini.
“Untuk kepentingan santri dan masyarakat umum, kami berinisiatif menutup lubang-lubang itu. Kami menggunakan aspal, bukan cor agar lebih kuat,” ujar Pengasuh Pondok Pesantren IBU, H Mochammad Hafidi di sela-sela mengawasi pengurukan lubang jalan itu.
Penutupan lubang jalan tersebut sangat penting karena cukup rawan menimbulkan kecelakaan. Bagi Pesantren IBU sendiri, tentu itu amat berguna lantaran setiap hari jalan tersebut dilewati 15 bus yang menjemput dan mengantarkan pulang siswa-siswinya. Seperti diketahui, lembaga di pesantren tersebut, tidak memungut biaya alias gratis bagi semua muridnya. Tidak hanya itu, mereka masih diantar jemput untuk pergi dan pulang sekolah.
Di hari yang sama, Pesantren IBU juga melakukan vaksinasi terhadap semua ustadz dan guru tanpa kecuali. Ini penting untuk menopang kekebalan tubuh mereka terhadap penularan virus Corona, lebih-lebih karena tugas mereka mengharuskan berhubungan dengan banyak orang (murid).
Sehari sebelumnya, tepatnya Sabtu (27/2), Pesantren IBU telah melakukan rapid test dan swab antigen dengan melibatkan Puskesmas Pakusari dan Klinik Bhakti Pratama Mayang. Rapid test dan swab antigen tersebut menyasar 210 murid kelas IX SMP dan 30 guru, 772 murid SMK dan 78 guru. Hasilnya non reaktif semua.
“Alhamdulillah, semoga semuanya lancar menuju pembelajaran tatap muka,” jelasnya.
Menurut Ustadz Hafidi, sapaan akrabnya, pembelajaran tatap muka sangat penting dilakukan. Sebab, kelas XII SMK pekan depan harus mengikuti Ujian Kompetensi Khusus. Begitu juga bagi murid kelas IX SMP, harus menjalani ujian. Oleh karena itu mereka perlu perhatian khusus agar tidak keteteran mengikuti ujian.
“Sehingga pembelajaran tatap muka sangat diperlukan, kalau daring kurang efektif,” pungkasnya.
Pewarta: Aryudi A Razaq
Editor: Muhammad Faizin
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
6
Rohaniawan Muslim dan Akselerasi Penyebaran Islam di Amerika
Terkini
Lihat Semua