Bandung, NU Online
Grand Final Liga Santri Nusantara 2017, beberapa jam lagi digelar di Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Ahad (29/10). Panitia LSN memberikan kesempatan kepada koordinator regional untuk menceritakan kesiapan timnya kepada awak media.
Koordinator Ragional Jawa Barat I yang mewakili Darul Hikmah memiliki kesempatan pertama untuk menjelaskan timnya.
Menurut dia, di final ini yang bertemu adalah Darul Huda dan Darul Hikmah. Sama-sama dimulai darul yang artinya rumah. Bedanya nama belakang, yang satu hikmah, yang satu huda. Jika menggunakan pendekatan makna harfiah, yang satu berarti kebijaksanaan, yang satunya lagi berarti petunjuk.
“Berdasarkan valuenya, antara hikmah, kebijaksaan dan huda, petunjuk, jelas kebijaksanaan lebih tinggi,” katanya disambut gelak tawa dan tepuk tangan awak media.
Lebih lanjut ia menjelaskan, timnya memang tidak diunggalkan masuk ke final. Namun, perjalanan sampai semifinal membuktikan Darul Hikmah tangguh.
“Darul Hikmah, untuk mencapai final dengan mengalami dua kali adu penalti. Dari sisi ini kita lebih siap. Secara fisik, pemain Darul Hikmah tidak terlalu besar, tapi kita mengandalkan teknik. Saya yakini lebih unggul Darul Huda. Mari kita tonton teknik pertandingan Darul Hikmah lebih unggul,” jelasnya.
Ia kembali meyakini bahwa timnya layak juara karena Cirebon, sebagai perwakilan region Jabar 1 adalah tuan rumah di kota Bandung.
Koordinator Regional Jawa Timur I Habib Mustofa mengakui penjelasan Azis memang benar adanya. Hikmah lebih tinggi dari Huda. Kebijaksanaan lebih tinggi dari petunjuk.
Karena bijaksana itulah, lanjut pria yang akrab disapa Toev ini, Darul Hikmah akan bijaksana ketika mengalami kekalahan dari Darul Huda.
Ia menambahkan, teknik itu bukan satu-satunya di Liga Santri. Namun, harus ada suwuknya. Tak hanya itu, sebelum datang, ke Jawa Barat, Darul Huda sudah meminta izin kepada pemilik Cirebon, Sunan Gunung Jati.
“Sunan Gunung Jati sudah mengizinkan Darul Huda menang. Dan tadi, Gus Azis sudah kena suwuk saya saaat ngopi bersama,” tutupnya.
Namun, di atas semua itu, lanjutnya, di LSN adalah persahabatan. Dalam pertandingan pasti ada ada yang menang dan kalah. Kalah dan menang adalah persahabatan. (Abdullah Alawi)