Pergunu Gelar Halaqah Pemikiran KH Abdul Chalim Leuwimunding di Jaksel
Kamis, 11 Mei 2023 | 07:00 WIB
Halaqah Pemikiran KH Abdul Chalim Leuwimunding di Hotel Sofyan, Tebet, Jakarta Selatan, pada Rabu (10/5/2023). (Foto: Erik)
Jakarta, NU Online
Pimpinan Pusat Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (PP Pergunu) menggelar Halaqah Pemikiran KH Abdul Chalim Leuwimunding yang juga diusulkan sebagai Pahlawan Nasional. Usulan tersebut berdasarkan atas jasa-jasanya dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia sekaligus berperan aktif dalam mendirikan jamiyah Nahdlatul Wathan, Taswirul Afkar, dan Nahdlatul Ulama.
"Tahun 1916, KH Abdul Chalim Leuwimunding terlibat dalam pendirian Nahdlatoel Wathan dan Tasjwiroel Afkar, salah satu perkumpulan intelektual muda di Surabaya yang memiliki concern terhadap kajian keagamaan dan kebangsaan," ujar Ahmad Ginanjar Sya’ban saat menyampaikan materi pada kegiatan tersebut di Hotel Sofyan, Tebet, Jakarta Selatan, pada Rabu (10/5/2023).
Ginanjar menjelaskan bahwa berdasarkan arsip dan karya-karyanya KH Abdul Chalim tentang perjalanan berdirinya NU menjadi sumber yang sangat penting dikarenakan ditulis langsung oleh pendiri NU itu sendiri. Ia mengungkapkan dalam karyanya itu juga menjelaskan peran kebangsaan dan keagamaannya.
"Bahkan yang menulis sejarah NU sebelum tahun 1926 sampai tahun 1971 adalah KH Abdul Chalim Leuwimunding. Sebagai pengurus Katib Tsani NU, KH Abdul Chalim Leuwimunding sering ditugaskan untuk keliling dalam rangka meresmikan cabang-cabang NU yang ada di beberapa daerah di antaranya di Menes, Banten, pada tahun 1929," ungkap dosen di Fakultas Islam Nusantara Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (UNUSIA) Jakarta itu.
Lebih lanjut, Ginanjar mengungkapkan peran pentingnya KH Abdul Chalim Leuwimunding menjadikan ulama-ulama di tanah Jawa berkumpul di Surabaya saat pembentukan komite Hijaz. Hal itu, berkat undangan yang ditulis sekaligus diantarkannya langsung kepada ulama-ulama oleh KH Abdul Chalim sendiri. Bahkan di dalam undangan tersebut tertulis sebuah tuntutan berupa cita-cita kemerdekaan Indonesia.
"Jadi cita-cita kemerdekaan itu sudah ada di dalam surat undangan yang dibuat oleh Mbah Chalim," tegas Ginanjar.
Selain itu, dalam karyanya dengan tegas KH Abdul Chalim Leuwimunding menyampaikan bahwa merdeka yang sejati tidak menindas manusia. Menurutnya, pesan tersebut untuk membangkitkan semangat perjuangan dalam melawan penjajah dan mewujudkan kemerdekaan.
"Para penjajah tidak mengerti apa artinya sebuah merdeka yang sejati," kata Ginanjar saat membacakan karya KH Abdul Chalim Leuwimunding dalam bentuk syair Arab pegon.
Ketua Umum PP Pergunu KH Asep Saifuddin Chalim pada kegiatan tersebut menyampaikan bahwa KH Abdul Chalim Leuwimunding merupakan sosok kiai yang selalu berusaha untuk tidak menyakiti orang lain. Bahkan, menurutnya, bagi KH Abdul Chalim tidak menjadi masalah apabila ada orang lain yang berusaha menyakitinya.
"Orang seperti abah saya selalu berusaha untuk tidak menyakiti orang lain. Tidak masalah kalau ada orang lain yang menyakitinya," ujar Kiai Asep yang juga putra KH Abdul Chalim Leuwimunding itu.
Kontributor : Erik Alga Lesmana