Jakarta, NU Online
Rais Syuriyah PWNU DIY KH Asyhari Abta mengusulkan agar ada pergantian pengurus. Pergantian penurus penting karena ketidakaktifan dan tidak punya niat baik untuk mengabdi ke NU.
<>
Asyhari menyampaikan pendapat tersebut pada NU Online lewat telepon, tadi pagi (30/10). Dia mengatakan pendapatnya didasarkan pada asas maslahah.
"Selama ini kita eweuh pekewuh untuk mengganti pengurus yang tidak aktif. Tapi di belakang dibicarakan terus. Sikap ini tidak bermanfaat sama sekali buat NU," katanya.
"Saya sudah mengusulkan ide pergantian pengurus. Tapi katanya tidak sesuai tradisi mengganti di tengah jalan. Solusinya akan ditambah pengurus saja. Kalau tidak aktif lagi bagaimana," papar Asyhari yang juga pengasuh di pesantren Krapyak Bantul ini.
Pengurus yang diganti, menurut dia, tidak hanya di tingkat pengurus besar, tapi juga di pengurus wilayah, cabangan seterusnya.
Asyhari mengatakan, pergantian pengurus ini penting mengingat banyak pekerjaan yang harus dilakukan di NU dan ini akan mengubah etos berorganisasi. "Kalau dibiarkan, NU akan lamban dan susah dipertanggungjawabkan pada umat. Pilih pengurus NU yang paham NU, karena saya dengar banyak orang tidak ngerti NU bahkan bukan orang NU punya kartu nama NU, menjadi ini menjadi itu," ujar Asyhari tanpa penjelasan lebih lanjut.
Tapi dia memberikan catata bahwa ada orang yang tidak aktif, namun tidak boleh diganti. "Jangan gebyah uyah juga, ada pengurus yang hakikatnya aktif, tapi tampak tidak aktif, yang seperti ini jangan diganti. Lalu ada kiai atau tokoh tertentu yang berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu tidak boleh diganti juga. yang diganti itu ya yang masih muda tapi malas, nampang saja, wira-wiri tidak jelas," pungkasnya.
Penulis: Hamzah Sahal