Siang Ini, Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Agendakan Kunjungan ke LBM PBNU
Sabtu, 4 Juni 2022 | 09:07 WIB
Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah bermaksud mengadakan kunjungan silaturahim dengan LBM PBNU
Jakarta, NU Online
Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah melayangkan surat yang ditujukan kepada Ketua Lembaga Bahtsul Masail Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LBM PBNU) KH Mahbub Maafi Ramdan di Jakarta tertanggal 17 Mei 2022.
Dalam isi surat tersebut Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah bermaksud mengadakan kunjungan silaturahim dengan LBM PBNU. Rencana kunjungan ini merupakan tindak lanjut pembicaraan secara lisan antara Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Prof Dr. Syamsul Anwar dan Rais Syuriyah PBNU KH Masdar Farid Mas’udi.
Surat itu ditandatangani Prof. Dr. Syamsul Anwar dan Sekretaris Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Drs Mohammad Mas’udi. Kantor Majelis Tarjih beralamat di Jalan KHA Dahlan Nomor 103, Yogyakarta.
Pihak LBM PBNU menyambut baik rencana kunjungan Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah. Kedua lembaga fatwa dari ormas Islam terbesar di Indonesia itu berencana mengadakan pertemuan di Gedung PBNU, Jalan Kramat Raya Nomor 164, Kelurahan Kenari, Kecamatan Senen, Jakarta Pusat, pada Sabtu 4 Juni 2022.
“Insya Allah kita akan bertemu di Kantor PBNU pada Sabtu 4 Juni 2022,” kata Kiai Mahbub Maafi Ramdan.
Menurut Kiai Mahbub, pertemuan dua lembaga ini merupakan momentum luar biasa. Pertemuan ini menunjukkan hubungan persahabatan yang baik antara NU dan Muhammadiyah. Pertemuan ini mengedukasi kepada umat Islam secara umum bahwa perbedaan pendapat tidak mengganggu ukhuwah islamiyah antarormas Islam.
Kunjungan Majelis Tarjih Muhammadiyah ke LBM PBNU merupakan forum formal dua lembaga fatwa di lingkungan ormas Islam. Adapun hubungan para pengurusnya cukup baik. Pengurus kedua lembaga fatwa sering bertemu secara informal pada forum keagamaan lainnya, yaitu pada sidang itsbat Kemenag dan forum-forum yang diadakan MUI.
Ketua PBNU Savic Ali mengatakan, NU dan Muhammadiyah tidak memiliki masalah secara kelembagaan. Apalagi pertemuan dua lembaga fatwa keagamaan pada masing-masing organisasi. Sedangkan kedua organisasi Islam tampak di publik sering berbeda pandangan keagamaan.
“Ini bagus. Ini menunjukkan bahwa kita memang bersahabat hangat dan cukup terbuka dengan Muhammadiyah. Kita turut kehilangan Buya Syafi’i Maarif dan tidak kurang-kurang mendoakannya. Pertemuan ini saya kira penting untuk mengedukasi publik bahwa perbedaan pandangan keagamaan tidak berarti menghentikan silaturahim dan bertegur sapa,” kata Savic Ali.
Pewarta: Alhafiz Kurniawan
Editor: Muhammad Faizin