Jakarta, NU Online
Direktur Program Pascasarjana Sekolah Tinggi Agama Islam NU (STAINU) Mastuki HS menyatakan dirinya akan memperkuat pengembangan Islam Nusantara dalam perspektif akademik dengan melakukan publikasi, jurnal dan penelitian Islam Nusantara.
“Publikasi, jurnal, dan hasil penelitian tentang Islam Nusantara perlu diperbanyak. Kami coba membuat grand design Islam Nusantara. Nanti siapapun dapat terlibat, baik individu maupun lembaga bisa ikut dalam penelitian, jurnal maupun publikasi,” katanya kepada NU Online seusai dilantik menjadi direktur pascasarjana STAINU yang baru, Senin (15/2).
Ia menyatakan, saat ini hasil riset tentang Islam di Nusantara banyak sekali, tinggal menjadikannya sebagai bagian dari pengembangan Islam Nusantara.
“Gagasan Islam Nusantara sudah lama, sudah banyak tulisan yang berserakan tentang Islam Nusantara. Itu semua kalau dikumpulkan dan dibuat studi lagi, hasilnya jauh lebih besar. Istilahnya sekarang bikin hastag Islam Nusantara,’ imbuhnya.
Meskipun istilah Islam Nusantara dipopulerkan oleh NU, tetapi ia berpendapat, untuk pengembangan lebih lanjut, perlu mengajak individu atau lembaga yang memiliki gagasan yang sama. Salah satunya, di Malaysia, banyak kajian Islam Melayu yang bisa menjadi sumber dan diajak bekerjasama.
“Kalau mengusung sendiri Islam Nusantara akan berat, tetapi kalau didukung banyak lembaga atau orang, saya kira akan cepat,” tandasnya.
Mengenai prospek lulusan program S2 Islam Nusantara STAINU, ia menyatakan, mereka diarahkan sebagai akademisi, peneliti, atau aktivis, bukan sebagai pekerja dalam bidang tertentu. “Mereka bisa menjadi ahli dalam bidang tafsir Islam Nusantara,” terangnya. (Mukafi Niam)