Nasional

Teliti Messianisme di Asia Tenggara Lewat Kiai Dharmojoyo, Johan Wahyudi Gondol Doktor Pertama dari Unusia

Kamis, 19 Januari 2023 | 16:50 WIB

Teliti Messianisme di Asia Tenggara Lewat Kiai Dharmojoyo, Johan Wahyudi Gondol Doktor Pertama dari Unusia

Johan Wahyudi (kiri) dan Rektor Unusia Juri Ardiantoro sesaat setelah sidang terbuka promosi doktor di Fakultas Islam Nusantara Unusia, Kamis (19/1/2023). (Foto: NU Online/Syakir)

Jakarta, NU Online

Johan Wahyudi berhasil menggondol gelar doktor Islam Nusantara dari Fakultas Islam Nusantara, Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia) Jakarta setelah mempertahankan disertasinya pada Kamis (19/1/2023).


"Ujian tersebut dinyatakan layak dan tim penguji telah memberikan nilai 92,3," kata Ketua Sidang Juri Ardiantoro yang juga Rektor Unusia di kampus Unusia lantai 4, Jalan Taman Amir Hamzah, Jakarta.


Juri juga menegaskan bahwa Johan berhak memperoleh nilai cumlaude. "Dengan nilai tersebut dan kurang dari 6 semester, saudara promovendus mendapat cumlaude," ujarnya.


Ia juga menyebut bahwa Johan merupakan doktor pertama Unusia. Hal ini menjadi momen bersejarah, tidak saja bagi Johan, melainkan juga bagi Unusia.


"Anda adalah doktor pertama lulusan Unusia. Ini bersejarah bukan saja buat Johan, tetapi juga buat Unusia. Unusia telah melahirkan doktor pertama yang namanya Johan Wahyudi," katanya.


Juri mengingatkan agar Johan segera memperbaiki disertasinya berdasarkan masukan dan koreksi dalam waktu tiga bulan ke depan. "Tanggung jawab promovendus untuk memperbaiki yang harus dilakukan. Perbaikan 3 bulan paling lama," lanjutnya.


Johan meneliti dan menulis tentang sosok Kiai Dharmojoyo dengan judul Messianisme di Asia Tenggara: Perlawanan Kyai Dharmojoyo Menghadapi Kolonialisme Belanda Akhir Abad XIX-Awal Abad XX.


Kiai Dharmojoyo merupakan sosok ulama bernama asli Bagus Talban yang lahir dari pasangan Sali atau Soetrono dan Poepon di Deaa Gebog, Distrik Cendono, Afdeeling Kudus.


Kiai Dharmojoyo ini belajar di Pondok Pesantren Tegalsari, Ponorogo, Jawa Timur dan Pondok Pesantren Sidoresmo di Sepanjang, Sidoarjo, Jawa Timur. Ia juga sempat belajar di pesantren di Mojokerto setelah usahanya untuk mengembangkan pertanian gagal akibat banjir.


Kiai Dharmojoyo memiliki koneksi dengan berbagai kota, seperti Kudus yang menjadi tanah kelahirannya, Tulungagung, Pasuruan, dan kota-kota lainnya. "Kiai Dharmojoyo bukan kiai kampung yang tidak punya koneksi politik," katanya.


Disertasi Johan diuji oleh dewan penguji Juri Ardiantoro (Ketua Sidang/Rektor Unusia), Maria Ulfah Anshor (Sekretaris Sidang/Ketua Prodi Doktor Sejarah Kebudayaan Islam FIN Unusia), Prof Dien Madjid (Promotor/Guru Besar Sejarah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta), Ahmad Suaedy (Ko-Promotor/Dekan FIN Unusia) Prof Susanto Zuhdi (guru besar sejarah Universitas Indonesia), Prof Agus Mulyana (guru besar Universitas Pendidikan Indonesia), dan Hamdani (dosen FIN Unusia).


Pewarta: Syakir NF

Editor: Fathoni Ahmad