Surabaya, NU Online
Perbedaan dalam berbagai hal yang terjadi di bumi Indonesia jangan dipandang sebagai ancaman. Justru itu adalah karunia Allah yang begitu besar bagi bangsa Indonesia, dan wajib disyukuri.
Demikian disampaikan Ketua PBNU Robikin Emhas saat memberikan pengarahan dalam acara Pertemuan Penulis Keislaman di hotel Sahid, Surabaya, Sabtu (2/12).
Menurutnya, keberagaman adalah kehendak Allah, sehingga manusia tak perlu memaksa untuk menyeragamkannya. "Kalau Allah sudah menciptakan manusia bineka, masak kita harus memaksa harus jadi satu," ujarnya.
Ia menambahkan, kebinekaan budaya, agama, suku dan sebagainya di Indonesia justru bisa menjadi kekuatan yang hebat dengan melakukan tiga hal. Pertama, meningkatkan tali silaturahim. Kedua, menjalin tali silatul afkar (hubungan gagasan).
Setiap manusia tentu mempunyai pemikiran dan gagasan yang berbeda. Untuk itu, perlu dilakukan silatul afkar untuk mengelola perbedaan-perbedaan pemikiran tersebut menjadi kekuatan.
"Kita cari persamaanya, dan bukan merperbesar perbedaannya," lanjutnya.
Ketiga adalah silatul 'amal (kerja sama dalam aksi nyata). Poin ini menurut Robikin merupakan aksi nyata pengejawantahan kebersamaan dan persatuan yang berangkat dari kebinekaan.
"Kebibekaan wajib kita kelola untuk menjadi kekuatan," ungkapnya.
Acara tersebut diikuti oleh 60 penulis keislaman se Jawa Timur, dan berlangsung hingga Ahad kemarin. (Aryudi A Razaq/Mahbib)