Tiga Tokoh PMII yang Konsisten Rawat Kader dan Jaga Idealisme Aktivis
Jumat, 11 Februari 2022 | 19:30 WIB
A'wan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) H Endin AJ Soefihara saat berbicara pada Haul Akbar untuk Ketua Umum PB PMII masa khidmat 1967-1973 Mohammad Zamroni, Ketua Umum PB PMII masa khidmah 1978-1981 KH Ahmad Bagja dan Ketua Umum PB PMII masa khidmah 1968-1991 Iqbal Assegaf di Sekretariat PB PMII, Jl Salemba Tengah, Jakarta Pusat, Kamis, (10/2/2022) malam.
Jakarta, NU Online
Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII) melalui Bidang Agama dan Hubungan Antar Umat Beragama menggelar Haul Akbar untuk Ketua Umum PB PMII masa khidmat 1967-1973 Mohammad Zamroni, Ketua Umum PB PMII masa khidmah 1978-1981 KH Ahmad Bagja dan Ketua Umum PB PMII masa khidmah 1968-1991 Iqbal Assegaf. Kegiatan ini dilaksanakan di Sekretariat PB PMII, Jl Salemba Tengah, Jakarta Pusat, Kamis, (10/2/2022) malam.
Dalam kegiatan tersebut, A'wan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) H Endin AJ Soefihara menjadi salah seorang yang diberikan kesempatan untuk memberikan testimoni tiga mantan ketua umum PMII wafat di bulan Februari tersebut. Ia menceritakan bagaimana para pimpinan tertinggi PMII saat itu merawat kader dan menjaga marwah organisasi dengan baik dan matang.
Misalnya cara yang dilakukan oleh Bagja sebagai Ketua Umum PB PMII 1978-1981. Saat itu, PMII belum berkembang pesat seperti sekarang ini. Sosok yang pernah menjadi Sekretaris Jenderal PBNU masa kepemimpinan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) menilai perlu dibuat konsepsi kaderisasi yang matang. Dengan berbagai latar belakang masalah yang muncul, akhirnya Bagja menginisiasi adanya Pola Pendidikan Pengkaderan dan Pengembangan (P4). Melalui modul inilah, transformasi kaderisasi dilakukan, termasuk menyiapkan kader-kader PMII yang teknokrat, akademisi dan politisi.
"KH Ahmad Bagja merupakan rekan saya yang selalu konsisten merawat kader, dahulu beliau memberikan gagasan adanya konsepsi 4P sehingga melahirkan empat bidang kekhususan dalam proses pasca kaderisasi yang nantinya akan menjadi teknokrat, akademisi, politisi maupun di dunia bisnis," katanya.
Selanjutnya Muhammad Zamroni, dalam ingatan Endin, PMII zaman Ketua Umum Muhammad Zamroni adalah organisasi mahasiswa yang idealis. Tidak bisa dihalangi oleh kepentingan-kepentingan di luar kepentingan organisasi dan masyarakat. Bahkan pada era Zamroni, PMII turut menjadi organisasi yang melahirkan Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) dan Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI).
"Bung Muhammad Zamroni mengajarkan idealisme kader PMII sehingga mampu menghantarkan ia menjadi ketua umum KAMI dan sebagai deklarator KNPI," ucapnya.
Sementara Habib Iqbal Assegaf, adalah sosok ketua umum PB PMII yang dermawan dan cerdas. Iqbal, sapaan almarhum Iqbal Assegaf, selalu punya caranya sendiri dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi PMII baik pada masalah kaderisasi maupu masalah yang lainnya. Tidak jauh berbeda dengan sosok Bagja dan Zamroni, Iqbal Assegaf turut membawa PMII menjadi organisasi kemahasiswaan yang independen dan konsisten menjaga NKRI dari ancaman global yang dimainkan melalui kampus-kampus.
Selain itu, Iqbal Assegaf selalu menekankan bahwa kader PMII juga bisa menjadi kader yang cerdas dan mampu menguasai di bidang akademik maupun bidang eksakta yang lain. Bahkan, ketika kader PMII ingin mewujudkan cita-citanya, hal ini kata Iqbal sangat mudah, sebab kader PMII dan bisa hidup di manapun. "Kader PMII di mana pun masih bisa hidup dengan kesederhanaan," ujar Endin.
Turut hadir didalam kegiatan ini; Waketum PP GP Anshor Khairil Amri, Wakil Rektor Unusia Dwi Winarno, Bendahara umum IKA PMII Sudarto, Staf Khusus Kepresidenan Aminuddin Ma'ruf, ketua umum PB PMII periode 2017-2021 Agus Mulyono Herlambang dan Ketua Umum KOPRI PB PMII Maya Muizatil Lutfillah.
Ketua PB PMII Muhammad Irkham Tamrin mengatakan, tujuan Haul Akbar ini yaitu untuk merawat tradisi dan merefleksikan semangat para pendiri dan tokoh PMII yang telah wafat terkhusus bagi Ketua Umum PB PMII yang wafat bulan Februar yaitu Muhammad Zamroni, KH Ahmad Bagja, Habib Iqbal Assegaf. "Melalui pengayoman beliau-beliau dan karena sentuhan lembutnya banyak kader-kader yang kini menjadi tokoh-tokoh bangsa," tutupnya
.
Pewarta: Abdul Rahman Ahdori
Editor : Syakir NF