Usai Ledakan, Menteri PPAA Siapkan Metode Belajar Mengajar di SMAN 72 Jakarta Pekan Depan
Sabtu, 8 November 2025 | 21:00 WIB
Menteri PPPA, Arifatul Choiri Fauzi usai menjenguk para korban ledakan SMAN 72 Jakarta di Rumah Sakit Islam Cempaka Putih, Jakarta, Sabtu (8/11/2025) (NU Online/Jannah)
Jakarta, NU Online
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifatul Choiri Fauzi menyampaikan bahwa pihaknya tengah berdiskusi dengan pihak sekolah menganai metode dan cara yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar pada awal pekan depan, pasca-tragedi ledakan di SMAN 72 Jakarta.
"Kita tadi berdiskusi dengan beberapa teman-teman untuk mempersiapkan hari Senin besok sekolah. Proses belajar mengajar akan tetap berlanjut, hanya metode dan caranya yang sedang didiskusikan. Besok kita akan diskusikan lebih lanjut seperti apa baiknya sistem pendidikan yang akan dilakukan di hari Senin,” ujarnya saat ditemui NU Online di RS Islam Cempaka Putih, Jakarta pada Sabtu (8/11/2025).
Ia menyampaikan bahwa Kemen PPPA juga akan memberikan proses pemulihan bagi guru, siswa, dan keluarga yang terdampak peristiwa tersebut. Arifa menyampaikan bahwa perlindungan dan pendampingan tidak hanya diberikan kepada korban yang tengah dirawat di rumah sakit, tetapi juga kepada seluruh warga sekolah yang turut terdampak secara psikologis.
“Apa yang bisa kita lakukan bersama, karena yang perlu mendapatkan perlindungan dan pemulihan bukan hanya yang sekarang ada di rumah sakit, tetapi anak-anak yang ada di sekolah ini juga butuh pemulihan. Jadi ini tadi kita sedang diskusikan apa yang baiknya kita lakukan baik terhadap guru, terhadap siswa, dan juga terhadap keluarga,” katanya.
Arifa mengatakan bahwa besok akan dilanjutkan diskusi dengan pihak sekolah guna mematangkan langkah-langkah pemulihan serta memastikan kegiatan belajar mengajar berjalan dengan aman dan efektif. Pendampingan akan diberikan secara menyeluruh, tidak hanya bagi siswa korban, tetapi juga guru dan orang tua.
“Kita akan berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait ya. Karena yang dilakukan pendampingan ini bukan hanya sekarang yang sedang sakit, guru, orang tua dan juga siswa lain yang ada di sekolah itu menurut saya sangat penting dilakukan pendampingan. Jadi besok kita akan ada pembagian tugas mungkin si korban A akan didampingi oleh siapa,” ujarnya.
Pendampingan yang akan dilakukan mencakup dukungan psikologis bagi seluruh pihak yang terdampak tragedi.
"Besok paling tidak kan ada pendampingan secara psikologis ya. Saya yang anaknya tidak di sekolah di situ saja merasakan berat, apalagi orang tua, apalagi guru, apalagi teman-temannya yang ada di situ. Jadi pendampingan psikologis ini yang utama bagi kami, dan besok kita akan berkoordinasi lebih lanjut baiknya apa yang kita lakukan untuk anak-anak, untuk keluarga, dan juga untuk guru,” katanya.
Sementara itu, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengungkapkan bahwa total korban terdampak insiden ledakan di SMAN 72 Jakarta mencapai 96 orang. Dari jumlah tersebut, 29 siswa masih menjalani perawatan di beberapa rumah sakit hingga Sabtu (8/11/2025).
Ia merinci, 14 korban dirawat di Rumah Sakit Islam Cempaka Putih, 14 lainnya di RS Yarsi, dan satu korban di RS Pertamina. Dari total tersebut, dua siswa masih menjalani perawatan intensif di ruang ICU.
“Total yang masih dirawat kurang lebih 29 orang. Sisanya kemarin sudah bisa dipulangkan dan kini menjalani rawat jalan,” ujar Listyo.