Buku Sejarah Khalifah Rasulullah: Mengenal Lebih Dekat 4 Pengganti Kepemimpinan Nabi
Rabu, 14 Februari 2024 | 21:15 WIB
Pembahasan mengenai Khulafaur Rasyidin merupakan tema penting dalam sejarah Islam periode awal. Sebab, masa tersebut dapat mengawal kelangsungan peralihan umat Islam dari periode fanatisme kesukuan ke periode pemerintahan Islam, sekaligus menentukan perjalanan periode pasca kerasulan.
Dr Muhammad Suhail Thaqqusy, sejarawan lulusan Universitas Al-Azhar Kairo, melalui bukunya yang berjudul, “Tarikh Khulafaur Rasyidin” dan telah diterjemahkan oleh Tatam Wijaya dalam Bahasa Indonesia dengan judul, “Sejarah Khalifah Rasulullah Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali r.a.”, telah berhasil menyoroti berbagai peristiwa sejarah dan masalah sosial yang dihadapi umat Islam pada periode awal pasca wafatnya Nabi Muhammad saw.
Isi Buku Sejarah Khalifah Rasulullah
Dalam mukadimah, Dr Muhammad Suhail Thaqqusy berkata bahwa secara garis besar, buku ini dibagi menjadi empat bagian.
Pada Bagian Pertama, buku ini akan membahas kondisi umum kaum Muslimin yang mencakup sejarah hidup Abu Bakar As-Siddiq yang terpilih sebagai khalifah pertama setelah Rasulullah saw. wafat.
Sebagaimana diketahui, pada masa kekhalifahannya, Abu Bakar menghadapi dua masalah besar, yaitu murtadnya sebagian masyarakat Arab dari agama Islam dan sejumlah penaklukan wilayah di luar Jazirah Arab.
Namun, tak berselang lama dua masalah itu sudah teratasi oleh Abu Bakar, Jazirah Arab pun kembali bersatu. Masyarakatnya kembali taat kepada pemerintahan pusat di Madinah.
Lalu, pada Bagian Kedua, buku ini akan membahas sejarah hidup Umar bin Khaththab yang melanjutkan kepemimpinan Abu Bakar As-Shiddiq.
Beliau berhasil menyelesaikan sejumlah pembebasan wilayah di Iraq dan negeri Syam, ditambah wilayah Persia dan Mesir. Berkat perjuangan Khalifah Umar bin Khaththab, kaum Muslimin yang telah berhasil menaklukkan sejumlah wilayah menjadi faktor penting dalam sejarah secara umum.
Selain itu, menurut Dr Muhammad Suhail Thaqqusy, umat Islam juga mampu mengalahkan Kekaisaran Persia bahkan mampu menguasai wilayah yang cukup luas dari wilayah Kekaisaran Bizantium.
Semua itu, masih menurut beliau, merupakan peristiwa penting dalam sejarah yang membutuhkan waktu hingga bertahun-tahun. Belum lagi jauhnya jarak yang harus ditempuh, luasnya area yang harus dijangkau, besar dan lamanya dampak yang harus ditanggung, dan sebagainya.
Pada zaman kekhalifahannya, Umar bin Khaththab mampu menyelesaikan langkah-langkah Rasulullah saw. dalam mentransformasi masyarakat Arab dari fanatisme kesukuan ke kekuasaan Islam.
Hal itu terbukti dalam sejumlah tatanan politik, sosial, dan ekonomi yang mampu mengatur hubungan antara setiap individu masyarakat dan individu lain di satu sisi, serta hubungan setiap individu masyarakat dengan kekuasaan negara di sisi yang lain. Ditambah hubungan negara Islam dengan penduduk negeri-negeri lain yang telah terbuka menerima Islam.
Selanjutnya, pada Bagian Ketiga, buku ini akan membahas perjalanan hidup Utsman bin Affan ra. yang melanjutkan kepemimpinan Umar bin Khaththab yang terbunuh.
Dalam bagian ini, Dr Muhammad Suhail Thaqqusy, memaparkan bahwa tak lama berselang dari pengangkatan Utsman sebagai khalifah, pemerintahan Islam mengalami pergolakan internal akibat penerapan kebijakan politik dan ekonomi aristokrasi.
Menurut beliau, pasca terbunuhnya Khalifah Umar bin Khaththab, muncul persaingan baru antara Bani Hasyim dan Bani Umayah. Bahkan, tanda-tanda persaingan itu telah ada sejak Utsman terpilih sebagai khalifah kaum Muslimin.
Akibat pro-kontra dukungan terhadap tokoh-tokoh tertentu, tak heran jika umat Islam terbelah. Ada yang mendukung Bani Hasyim, ada yang mendukung Bani Umayah. Belum lagi timbulnya kelompok-kelompok masyarakat yang menarik diri akibat sejumlah proses pembebasan wilayah, pembatasan keuangan, dan pendistribusian harta peperangan, serta timbulnya kekuatan-kekuatan baru yang mereduksi kekuatan pusat di Madinah. Itu semua menjadi faktor pendorong terbunuhnya Utsman bin Affan.
Terakhir, pada Bagian Keempat, buku ini berbicara tentang sejumlah kebijakan Ali bin Abi Thalib yang terdorong untuk menerima tampuk kekhalifahan pasca terbunuhnya Utsman.
Menurut Dr Muhammad Suhail Thaqqusy, kebijakan-kebijakan itu tercermin dalam langkah dan sepak terjangnya yang nyaris berlawanan dengan kebijakan politik pendahulunya.
Belum lama setelah menghadapi perlawanan politik yang berujung pembunuhan Utsman dan menghadapi persaingan politik antara para tokoh Muslim yang berakibat terampasnya kekuatan kaum Muslimin, bahkan terhentinya aktivitas pembebasan wilayah, Ali bin Abi Thalib berusaha mengembalikan keadaan dan kekuatan kaum Muslimin.
Pada bagian ini, Dr Muhammad Suhail Thaqqusy, memaparkan bahwa pada masa kepemimpinannya, Ali menghadapi dua gerakan perlawanan. Perlawanan pertama datang dari kelompok Thalhah, Az-Zubair, dan Ummul Mukminin Siti Aisyah. Meski demikian, gerakan itu berakhir atas kemenangan Ali dalam Perang Jamal.
Sementara perlawanan kedua datang dari Bani Umayah yang dipimpin oleh Muawiyah bin Abi Sufyan sebagai Gubernur Syam. Perlawanan itu terus berlanjut hingga mencapai puncaknya dalam Perang Shiffin yang diakhiri dengan kesepakatan damai antara kedua belah pihak dalam bentuk tahkim (arbitrase).
Sayangnya, langkah itu tidak mampu menghentikan permusuhan antara pihak Bani Hasyim dan Bani Umayah. Pada masa-masa sulit yang dihadapi saat menjalankan pemerintahannya, Ali terbunuh di tangan Khawarij. Dengan terbunuhnya Ali, maka berakhirlah kekhalifahan Khulafaur Rasyidin.
Kelebihan Buku Sejarah Khalifah Rasulullah
Salah satu kelebihan buku karya Dr Muhammad Suhail Thaqqusy ini adalah mengacu ke sumber-sumber primer dan berbagai rujukan sekunder yang juga mengacu ke sumber dan rujukan otoritatif.
Selain itu, bahasa yang digunakan oleh Tatam Wijaya, selaku penerjemah juga menggunakan bahasa yang enak dibaca dan tidak bertele-tele. Hal ini tentunya akan semakin memudahkan pembaca dalam menyelami sejarah para Khulafaur Rasyidin.
Identitas Buku
Judul: Sejarah Khalifah Rasulullah: Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali r.a.
Penulis: Dr Muhammad Suhail Thaqqusy
Penerjemah: Tatam Wijaya
Tebal: 323 halaman
Penerbit: Qaf Media Kreativa
Cetakan: Ke-1, September 2021
ISBN 978-623-6219-02-7
M Ryan Romadhon, Alumni Ma'had Aly Al-Iman Purworejo