Tersebutlah kisah, para pemberani dari barisan laskar-laskar perjuangan bergerak menuju Parakan. Ada Hizbullah, Sabillillah, Barisan Pemberontak Rakyat, Barisan Banteng, dan Laskar Pesindo. Ada apa di Parakan?<>
Barisan Hizbullah di bawah pimpinan Zainul Arifin, Sabilillah di bawah pimpinan KH Masykur. Barisan Pemberontak Rakyat Indonesia di bawah pimpinan Bung Tomo, Barisan Banteng di bawah pimpinan dr. Muwardi, Lasykar Rakyat dibawah pimpinan Ir. Sakirman, dan Laskar Pesindo dibawah pimpinan Krissubbanu dan masih banyak lagi, bergerak ke sebuah kota kawedanan di kaki dua Gunung Penganten Sundoro Sumbing.
Parakan terkenal dengan bambu runcingnya yang ampuh. Bambu runcing adalah sebatang bambu berkisar panjangnya kurang lebih dua meter yang dibuat runcing pada salah satu ujung atau kedua ujungnya. Peralatan yang sederhana ini, pada masa perang kemerdekaan telah menjadi senjata massal yang pakai rakyat dalam melawan penjajah.
Dan di Parakan inilah ada seorang sakti bernama Mbah Subkhi, putra salah anggota pasukan Diponegoro yeng terkenal dengan sebutan “Kiai Bambu Runcing.”
Demikian antara lain diceritakan dalam seri buku Kisah Ulama, Berjuang dan Mengawal Bangsa: Untuk Membangun Tradisi Islam Nusantara. Buku ini berisi kumpulan artikel yang telah dimuat di rubrik “Tokoh” dan “Fragmen” situs NU Online (www.nu.or.id) selama sekitar sebelas tahun (2003-2014).
Buku ini merupakan bagian pertama dari beberapa seri yang akan diterbitkan. Artikel yang terkumpul dan terseleksi tidak disusun berdasarkan waktu terjadinya peristiwa, juga tidak berdasarkan tanggal artikel dimuat. Urutan dan tata letak dibuat sedemikian rupa untuk menemukan sebuah alur agar enak dibaca dari halaman pertama hingga terakhir. Para pembaca yang ingin langsung memilih artikel-artikel yang dianggap penting juga akan terbantu dengan melihat bagian daftar isi.
Tersebut juga cerita terntang pertemuan Wahid Hasyim dan Saifuddin Zuhri dengan Panglima Besar Jendral Sudirman, juga perjalanan para kiai bersama para santrinya bergerak menuju Surabaya untuk mengusir tentara Inggris bersama Belanda yang ingin kembali menjajah negeri.
Perjuangan membela tanah air dan mendirikan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan bagian dari tugas agama Islam. Mengutip KH Abdul Wahab Chasbullah, “Nasionalisme ditambah Bismillah itulah Islam, dan orang Islam yang menjalankan agamanya secara benar pasti ia seorang nasionalis..”
Buku Kisah Ulama, Berjuang dan Mengawal Bangsa juga berisi berbagai fragmen kisah ulama dalam mengisi kemerdekaan. Ada yang aktif dalam pemerintahan, mendirikan partai politik, serta mengorganisir kaum pesantren melalui organisasi Nahdlatul Ulama dan badan-badan otonom di bawahnya. Setelah masa perjuangan, sebagian besar ulama kembali ke masyarakat, mengajar di pesantren, dan mendakwahkan ajajan Islam Ahlussunnah wal Jama’ah.
Judul : Kisah Ulama, Berjuang dan Mengawal Bangsa
Penulis : A. Khoirul Anam (Ed.)
Penerbit : Pustaka Compass dan NU Online
Terbitan : I, Juli 2015
Tebal : x + 285 hlm
ISBN : 978-602-72621-0-2
* Dapatkan buku-buku bacaan di toko.nu.or.id, pesan secara online atau hubungi no hp n bbm yang tersedia.