Tabyinul 'Ajab, Kitab yang Mengkritik Hadits Seputar Bulan Rajab
Rabu, 8 Januari 2025 | 20:00 WIB
Bulan Rajab adalah awal dari rangkaian bulan penuh berkah dan kebaikan yang datang setelahnya. Oleh karena itu, bulan ini menjadi momentum strategis untuk memulai berbagai amal saleh dan kebaikan.
Abu Bakar Al-Warraq Al-Balkhi pernah menggambarkan bulan Rajab sebagai angin, bulan Sya'ban sebagai mendung, dan bulan Ramadan sebagai hujan. Perumpamaan ini menunjukkan bagaimana bulan-bulan tersebut saling berhubungan dalam mempersiapkan umat Islam untuk meraih keberkahan maksimal di bulan Ramadan.
Imam Ibnu Hajar Al-‘Asqalani, melalui kitabnya Tabyinul ‘Ajab bi Ma Warada fi Fadhli Rajab, menyusun dokumentasi hadis-hadis tentang keutamaan bulan Rajab beserta amalan-amalannya. Dalam kitab tersebut, beliau memberikan penjelasan mengenai status hadis-hadis yang terkait dan menawarkan panduan bagi pembaca dalam mengamalkannya.
Nama lengkap Imam Ibnu Hajar adalah Syihabuddin Abul Fadl Ahmad bin Ali bin Muhammad bin Ali bin Mahmud bin Ahmad al-Asqalani Al-Mishri asy-Syafi’i. Beliau lahir pada bulan Sya’ban tahun 773 H/1372 M di Palestina, tepatnya di desa Asqalan (Ashkelon), dan wafat pada tahun 852 H/1449 M.
Namun, terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama mengenai tempat kelahiran beliau. Sebagian menyebutkan bahwa beliau lahir di desa Asqalan, Palestina, sebagaimana yang tercermin dari nama al-Asqalani. Sementara itu, pendapat lain mengatakan bahwa beliau dilahirkan di Mesir, tepatnya di dekat Sungai Nil.
Meskipun demikian, para ulama sepakat bahwa beliau tumbuh besar dan wafat di Kairo, Mesir. Penjelasan ini juga disampaikan oleh Ibnu Hajar dalam Muqaddimah Tadzibut Tahdzib, Jilid I (Ttp, Darul Ma’arif an-Nidhamiah, 1326: 2).
Latar Belakang Penulisan
Dalam mukadimah kitabnya, Tabyinul ‘Ajab bi Ma Warada fi Fadhli Rajab, Imam Ibnu Hajar Al-‘Asqalani menjelaskan latar belakang penulisan kitab ini. Beliau menyebutkan bahwa motivasi utama adalah banyaknya pertanyaan dan permintaan dari sekelompok sahabat untuk mendokumentasikan hadits-hadits tentang bulan Rajab, keutamaannya, serta amalan seperti puasa dan shalat yang khusus dianjurkan di bulan ini. Selain itu, para sahabat juga meminta beliau memberikan penjelasan terkait kualitas sanad hadits-hadits tersebut, apakah shahih atau memiliki kelemahan.
Menanggapi permintaan tersebut, Imam Ibnu Hajar pun mengabulkan keinginan mereka dengan menulis kitab ini. Beliau menyusun pembahasan berdasarkan pengetahuan dan keahlian beliau sebagai seorang pakar kritik hadits terkemuka yang diakui hingga saat ini. Karya ini menjadi referensi penting bagi umat Islam dalam memahami keutamaan bulan Rajab dan amalan-amalan yang dianjurkan di dalamnya.
Isi Kitab Tabyinul 'Ajab
Kitab karya Imam Ibnu Hajar ini secara garis besar memaparkan bahasan tentang nama-nama bulan Rajab, keutamaan bulan Rajab, hadits-hadits yang menerangkan keutamaan bulan Rajab, yang terbagi pada golongan hadits dhaif serta maudhu', dan ulasan panjang mengenai hadits larangan berpuasa di bulan Rajab.
Hadits-hadits yang Menerangkan Keutamaan Bulan Rajab
Dalam kitab yang bernama lengkap, Tabyinul ‘Ajab bi Ma Warada fi Fadhli Rajab ini, hadits seputar keutamaan bulan Rajab dikaji dengan jeli oleh Imam Ibnu Hajar Al-Asqalani. Beliau berkata:
لم يرد في فضل شهر رجب، ولا في صيامه ولا في صيام شيئ منه معين، ولا في قيام ليلة مخصوصة فيه حديث صحيح يصلح للحجة. وقد سبقني إلى الجزم بذلك الإمام أبو إسما عيل الهروي الحافظ.....ولكن اشتهر أن أهل العلم يتسمحون في إيرد الأحاديث في الفضائل وإن كان فيها ضعيف، ما لم تكن موضوعة
Artinya, “Tidak ada hadits shahih yang bisa dijadikan hujjah terkait keutamaan bulan Rajab, puasa Rajab, atau puasa di hari tertentu di bulan Rajab, serta beribadah pada malam tertentu di bulan Rajab. Sebelumnya sudah ada yang melakukan kajian ini, yaitu Imam Abu Ismail Al-Harawi Al-Hafidz. Meskipun demikian, sesungguhnya para ulama membolehkan mengamalkan hadits tentang fadhilah amal, walaupun kualitasnya lemah, selama tidak maudhu’.” (hlm. 23)
Dalam kutipan di atas, Imam Ibnu Hajar memang mengakui bahwa belum ditemukan dalil shahih dan spesifik terkait keutamaan bulan Rajab atau dalil khusus yang menyatakan keutamaan puasa di bulan Rajab. Namun, dengan tidak adanya dalil shahih yang spesifik itu bukan berati puasa Rajab tidak boleh. Maksudnya bukan demikian.
Sebab, dalam kajian hadits sendiri, beramal dengan hadits dhaif dibolehkan selama tidak berkaitan dengan akidah dan kualitas haditsnya tidak terlalu lemah. Apalagi dalam persoalan puasa Rajab, sebetulnya ada hadits shahih yang menjadi landasan kebolehan puasa Rajab.
Misalnya, dalam hadits riwayat Muslim disebutkan bahwa ada sahabat yang bertanya kepada Sa’id Ibnu Jubair terkait puasa Rajab. Said menjawab, “Saya mendengar Ibnu ‘Abbas berkata bahwa Rasulullah SAW berpuasa (berturut-turut) hingga kami menduga Rasulullah SAW selalu berpuasa, dan ia tidak puasa (berturut-turut) sampai kami menduga ia tidak puasa,” (HR Muslim).
Kelebihan dan Kekurangan Kitab Tabyinul 'Ajab
Salah satu kelebihan kitab ini terletak pada kepiawaian penulisnya dalam menyajikan paparan dokumentasi hadits-hadits tentang bulan Rajab berikut keutamaan-keutamaannya, dan juga keutamaan puasa, shalat di bulan Rajab secara khusus, serta penjelasan kualitas sanad haditsnya, apakah shahih ataukah bermasalah.
Kepiawaian editor (muhaqqiq) dalam memberikan footnote (catatan kaki) dan keterangan tambahan terhadap hadits-hadits yang dipaparkan juga menjadi suatu kelebihan tersendiri, yang akan menjadikan semakin lengkap ‘samudra’ ilmu yang ada dalam kitab ini.
Penulis berpendapat bahwa model penulisan Imam Ibnu Hajar dalam kitab ini terkesan kurang sistematis, karena setiap fasal yang beliau tulis tidak disertai dengan sub-tema yang secara eksplisit disebutkan.
Menurut hemat penulis, hal ini mungkin disebabkan oleh karakteristik Imam Ibnu Hajar sebagai ulama klasik, yang cenderung mengikuti gaya penulisan para ulama pada zamannya.
Hal ini berbeda dengan model penulisan ulama kontemporer yang umumnya lebih sistematis, sehingga memudahkan pembaca masa kini untuk memahami isi paparan secara lebih jelas. Wallahu a'lam.
Identitas Kitab
- Judul: Tabyinul 'Ajab bima Warada fi Syahri Rajab
- Penulis: Imam Ibnu Hajar Al-'Asqalani (w. 852 H/1449 M)
- Muhaqqiq: Thariq bin ‘Iwadhullah
- Penerbit: Muassasah Qurthubah
- Tempat Terbit: Madinah
- Tebal: 92 halaman
Peresensi: M Ryan Romadhon, Alumni Ma’had Aly Al-Iman, Bulus, Purworejo, Jawa Tengah.